Sosialisasi Penggunaan Kompor Induksi Perlu Konsisten

 

 

NERACA

Jakarta - Sosialisasi dan cara teknis penggunaan kompor induksi perlu dilakukan secara berkala dan konsisten. Diharapkan pada akhirnya secara perlahan masyarakat yang mengetahui sejumlah kelebihan menggunakan kompor induksi, dapat beralih atau memilih kompor induksi (kompor listrik) dibanding penggunaan kompor gas. Hal tersebut mengemuka dalam dua even terpisah, Embassy Cooking Competition in Indonesia Cuisine di ICE – BSD, Tangerang Selatan, dan pada Friday Innovation Night (FIN) yang diselenggarakan di Yogyakarta, Jawa Tengah.

 

Menurut Komisioner (Konselor) Dagang Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade) Kantor Dagang pada Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia, Har Man Ahmad, dirinya mendukung penggunaan kompor listrik (induksi) pada acara kompetisi memasak Embassy Cooking Competition Indonesian Cuisine tersebut. Apalagi ia juga menggunakan kompor listrik sebagai cadangan kompor gas di rumah. “Jadi kalau satu saat kehabisan gas, masih bisa menggunakan kompor listrik untuk memasak,” jelasnya, seperti dikutip dalam keterangannya, kemarin.

 

Begitu juga di Malaysia, lebih banyak yang menggunakan kompor listrik – induksi dibanding menggunakan kompor gas. Namun menggunakan kompor listrik (induksi) berbeda ‘feel’nya dengan apabila menggunakan kompor gas. Kalau menggunakan kompor gas dengan penggunaan kuali, maka saya lebih dapat “feel’nya. Sebab jika menggunakan kompor listrik, harus lebih waspada, sebab jika agak terlalu lama proses memasaknya, masakan menjadi ‘matang terbakar,’ sehingga mempengaruhi hasil masakan.

 

Peserta kompetisi sebagai Sekretaris Kedua dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Nikita Ivanov menyatakan, dirinya juga mendukung penggunaan kompor listrik induksi. Namun demikian mengingat di sekitar perumahan Kedubes Rusia yang tersedia baru kompor gas, maka dirinya menyatakan, apabila harus berpindah menggunakan kompor listrik, dirinya pasti mendukung perubahan tersebut. “Apalagi saat ini sebagian besar penduduk di Rusia juga sudah banyak yang menggunakan kompor listrik – induksi. Namun demikian masih banyak juga yang menggunakan kompor gas,” kata Nikita. .

 

Pemenang kompetisi lainnya, Christopher (Chris) Agass selaku tim ekonomi kantor Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, mengemukakan penggunaan kompor induksi listrik lebih ramah lingkungan dibanding penggunaan kompor gas. Namun penggunaan kompor listrik lebih lama waktu memasaknya, dibanding menggunakan kompor gas. Begitu juga dalam hal harga, berbeda jauh dibanding apabila menggunakan kompor gas.

 

Dirinya yang baru 4 bulan ini berada di Indonesia, menganggap kompetisi memasak nasi goreng ini adalah ide yang bagus, karena melibatkan keterkaitan antara negara-negara yang berbeda, dan kompetisinya berjalan dengan menyenangkan. Dampaknya dirasakan cukup positif dalam rangka mendukung kerjasama perdagangan internasional.

 

Ketua Umum APJI Irwan Iden Gobel dalam kesempatan tersebut mengatakan, diselenggarakannya Embassy Cooking Competition Indonesian Cuisine ini, bertujuan membangun persahaabatan di antara Indonesia dan sejumlah negara lainnya dalam kerangka (format) kuliner. “Dengan komposisi penilaian 20% untuk penyajian makanan; penilaian rasa makanan 50%; serta kreativitas dan variasi (hiasan) pada makanan 30%, akhirnya dewan juri Chef Ari Galih dan Chef Sabir dari PPJI memutuskan tiga peserta ini memenangkan kompetisi memasak nasi goreng,” jelas Irwan Iden.

 

Secara terpisah Eric Rossi Pryo Nugroho selaku Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan PLN Yogyakarta, mengemukakan, kesempatan tersebut digunakan oleh pihak PLN untuk mengenalkan tema besar electrical lifestyle yakni eco living - eco lifestyle dan eco moving. “Sebagai bagian dari electrical lifestyle, kami memperkenalkan penggunaan kompor induksi kepada masyarakat, (listrik) ini bebas polusi, menggunakan nyala api menjadi lebih aman, juga praktis, dan tinggal colok tanpa menggunakan tungku secara khusus, bahkan tidak menggunakan tabung gas,” papar Eric.

 

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Urgensi Literasi Digital, Masyarakat Makin Sadar Penipuan di Ruang Digital

Urgensi Literasi Digital, Masyarakat Makin Sadar Penipuan di Ruang Digital NERACA Trenggalek – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkolaborasi…

Kemenparekraf : Perputaran Ekonomi Saat Lebaran Capai Rp369,8 Triliun

  NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan, potensi perputaran ekonomi yang terjadi selama libur Lebaran 2024…

ASN Pindah ke IKN Mulai Agustus 2024

  NERACA Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, ASN pindah ke Ibu Kota Nusantara…