Remajakan Perkebunan - Meski Tertunda, Pemerintah Tetap Berupaya Tingkatkan Produksi Kopi

NERACA

Jakarta – Pemerintah tengah mendorong peremajaan kebun kopi untuk meningkatan produksi kopi nasional, menyusul adanya peningkatan konsumsi kopi dunia yang sangat tinggi hingga mencapai 8 juta ton. Namun program peningkatan produktivitas kopi yang dicanangkan Kementerian Pertanian itu kemungkinan tertunda.

Menurut Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Gamal Nasir, saat ini dari total luas perkebunan kopi sebesar 1,25 juta hektare, sebanyak 60% telah berumur di atas 25 tahun.

Dia menjelaskan, dari tujuh paket program peningkatan produksi kopi yang ditenderkan Kementan, sebanyak tiga paket harus diulang. “Seharusnya pada awal April ini seluruh tender telah rampung. Karena peserta tidak masuk kualifikasi, kami juga tidak bisa memaksa untuk menetapkan pemenangnya,” katanya di Jakarta, kemarin.

Tiga paket program yang harus diulang tendernya tersebut, imbuh Gamal, adalah program bibit perluasan kopi arabika dan peremajaan kopi robusta senilai Rp37,3 miliar, intensifikasi kopi special di Aceh, Sumatera Utara, dan Lampung senilai Rp33,4 miliar, serta pengadaan pupuk untuk perluasan kopi arabika dan peremajaan kopi robusta di Nusa Tenggara Timur dan Papua senilai Rp2,7 miliar.

Walau tertunda, Gamal mengaku yakin bantuan bibit dan pupuk tidak akan mengganggu target produksi kopi nasional. Dengan target penyelesaian tender sampai Mei nanti, bantuan tersebut diharapkan akan tepat waktu sampai ke tangan petani kopi yang akan melakukan masa tanam kopi pada dua bulan lagi.

Kementan sendiri mentargetkan produksi kopi arabika dan robusta naik menjadi 678.000 ton, naik 6% dari 2011 lalu sebesar 640.000 ton. "Intensifikasi mutlak diperlukan karena perluasan lahan kopi sulit dilakukan," kata Gamal.

Selain tiga paket yang diulang, pemerintah telah menetapkan empat perusahaan lain sebagai pemenang program yang sama namun lain wilayah.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Suyanto memperkirakan, dalam tahun 2012, produksi kopi nasional akan kembali turun atau stagnan dan kondisi tersebut harus disikapi bersama oleh pelaku usaha dan pemerintah.

Dia menjelaskan, salah satu penyebab produksi kopi belum mencukupi permintaan ekspor dan domestik adalah karena anomali cuaca. Tahun ini, produksi kopi diperkirakan berada di level 600.000 ton. Pada 2011 ekspor kopi tercatat 352.007 ton, atau turun 21% dibandingkan dengan 2010. Dibandingkan dengan 2009, ekspor kopi pada 2010 juga tercatat menurun 11,4%.

Suyanto menyebut, kondisi tersebut harus disikapi secara serius. Penurunan produktivitas seharusnya ditanggapi dengan peremajaan tanaman. “Peremajaan bisa juga dibarengi dengan pengembangan areal tanam. Selama ini, areal tanam cenderung stagnan," paparnya. Padahal, pengembangan kopi memiliki prospek yang cerah. Pasalnya, konsumsi kopi dunia setiap tahun terus mengalami kenaikan.

Potensi Afrika Selatan

Sementara, Anggota Gabungan Ekspor Kopi Indonesia (Gaeki) Moenardji Soedargo mengatakan, dengan memanfaatkan kapasitas maksimal pabrik yang dia miliki, yaitu PT Aneka Coffee Industry, berniat mengembangkan pasarnya ke Afrika Selatan mulai 2012 ini. "Kalau bisa kami maksimalkan kapasitas yang ada dahulu," ujarnya seraya menjelaskan produksi kopi sebanyak 4.200 ton per tahun sesuai dengan kapasitas pabrik yang dimiliki perusahaan saat ini.

PT Aneka Coffee Industry mengekspor hampir 60% produk kopinya. Selain Asia, negara tujuan ekspor lainnya adalah Eropa. Moenardji menilai, Afrika Selatan memiliki potensi pasar besar. Sebab, negara ini memiliki jumlah penduduk yang besar.

Potensi yang besar di Afrika Selatan juga diungkapkan Ketua Komite Afrika Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Mintardjo Halim, saat ini Indonesia menempati posisi ke-4 eksportir kopi terbesar di Afrika Selatan di bawah Vietnam, dan Tanzania.

Agar peringkatnya naik, Mintarjo mengatakan perlunya kerja sama dengan produsen kopi lokal. Dengan kerjasama itu, meski bahan baku dan pengolahan di Indonesia, mereknya dapat disesuaikan di negara tujuan.

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…