Berkah Bahan Baku Turun - Mayora Optimis Targetkan Penjualan Tumbuh 21%

Neraca

Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) targetkan laba bersih 2012 menjadi Rp627 miliar dan pendapatan sebesar Rp11,42 triliun. "Penurunan harga komoditas dan bahan baku pada akhir kuartal keempat tahun lalu akan mendorong kenaikan laba bersih menjadi Rp627 miliar pada 2012 dan sales naik 21% menjadi Rp11,42 triliun," kata Presiden Direktur PT Mayora Indah Tbk Andre Sukendra Atmadja di Jakarta, Senin (9/4).

Menurutnya, penurunan harga bahan baku terjadi sebesar 19%-25% pada akhir kuartal keempat tahun lalu. Meski begitu, perseroan merencanakan menaikkan harga sebesar 5%-10% pada Mei 2012.

Hal itu seiring kenaikan harga minyak dunia. Penyesuaian harga ini juga dilakukan mengingat perseroan belum menaikkan harga sejak akhir tahun lalu. "Kenaikan harga produk kami naik memang didominasi dari kenaikan harga minyak dan penyesuaian inflasi. Memang harga bahan baku turun pada kuartal keempat namun kami belum menaikkan harga sejak tahun lalu dan kenaikan harga ini pun dilakukan bertahap,"kata Direktur PT Mayora Indah Tbk, David Atmadja.

Selain itu, perseroan menargetkan laba kotor menjadi Rp1,16 triliun dan laba operasional pada 2012. Perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp9,45 triliun pada 2011 dibandingkan tahun sebelumnya Rp7,22 triliun. Penjualan tersebut sebesar 64,8% untuk lokal dan 35,2% untuk ekspor.

Sedangkan laba bersih sebesar Rp483 miliar pada 2011. Laba usaha perseroan mencapai Rp758 miliar pada 2011 dibandingkan tahun sebelumnya Rp773 miliar dan EBITDA mencapai Rp948 miliar pada 2011 dibandingkan tahun sebelumnya Rp918 miliar.

Aset perseroan naik menjadi Rp6,60 triliun pada 2011 dibandingkan tahun sebelumnya Rp4,39 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp2,42 triliun pada 2011 dari tahun sebelumnya Rp2,04 triliun.

Terbitkan Surat Utang

Dalam rangka memenuhi biaya ekspansi usahanya, perseroan menerbitkan surat utang dengan total Rp 750 miliar. Perseroan menawarkan bunga pada kisaran 7,75-9,25%. Kata David W Atmadja, ada dua surat utang yang diterbitkan. Obligasi IV senilai Rp 500 miliar, dan sukuk Mudharabah II sebesar Rp 250 miliar. Obligasi IV bertenor 7 tahun dengan bunga 8,25-9,25%.

Dia menambahkan, bunga dibayar setiap triwulan. Jatuh tempo obligasi terakhir tercatat 8 Mei 2019. Sementara sukuk Mudharabah II berjangka waktu 5 tahun, dengan bunga sebesar 7,75-9%. Ketentuan bunga merujuk pada pendapatan bagi hasil setiap triwulanan. Bagi hasil dihitung dari kontrak penjualan antara perseroan dengan PT Inbisco Niagatama Semesta.

Atas penerbitan surat utang tersebut, perseroan telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Hasil obligasi ini akan digunakan untuk pengembangan pabrik biskuit dan sarana pendukung pabrik di Tangerang. Sisa dana obligasi, dialokasikan untuk pembiayaan aktiva rutin untuk divisi MYOR yakni divisi wafer, coklat, dan candy.

Perseroan juga berencana mengembangakan pabrik pengolahan biji coklat pada entitas anak yakni PT Kakao Mas Gemilang yang berlokasi di Tangerang. Dua proyek ini akan selesai akhir 2013. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…