Inti Nusa Damai Serap Rights Issue Trisula

NERACA

Jakarta – Perkuat modal guna menunjang ekspansi bisnisnya, PT Trisula International Tbk (TRIS) berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Bila tidak ada aral melintang, perseroan bakal menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Rabu (9/10) dengan agenda pemintaan persetujuan pemegang saham soal rencana rights issue. Pada aksi korporasi tersebut, perseroan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 2,09 miliar saham atau 66,67% dari modal disetor setelah pelaksanaan PMHMETD I, dengan nominal Rp100 per saham.

Penerbitan saham baru disertai dengan penerbitan waran seri I sebanyak-banyaknya 348,98 juta waran bagi pemegang HMETD yang melaksanakan HMETD. Waran seri I diterbitkan menyertai saham baru dan diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham perseroan atau pemegang HMETD yang melaksanakan HMETD.

Perseroan menargetkan dapat memperoleh pernyataan menjadi efektif oleh OJK pada 18 November 2019. Rights issue akan dilakukan segera setelah memperoleh persetujuan RUPSLB. Dalam pelaksanan rights issue, PT Inti Nusa Damai (IND) akan bertindak sebagai pembeli siaga yang akan mengambil bagian atas seluruh saham yang tidak diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan.

Dari rights issue ini, perseroan berharap dapat memperoleh dana sebanyak-banyaknya Rp577,90 miliar. Dana yang diperoleh dari hasil rights issue, setelah dikurangi biaya emisi akan digunkan untuk akuisisi 78,52% saham BELL yang dimiliki oleh IND dan untuk memperkuat modal kerja perseroan dan anak usaha perseroan.

Maka atas sejumlah saham yang diambil bagian oleh IND dalam PMHMETD I, IND akan melakukan penyetoran dengan cara inbreng dalam bentuk 78,52% kepemilikan saham dalam PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) yang dimiliki oleh IND. Sebagai informasi, di semester pertama tahun ini perusahaan mengantongi penjualan Rp459,74 miliar. Perolehan ini naik 11,16% dibandingkan dengan penjualan pada semester I/2018 senilai Rp413,58 miiar.

Penjualan Trisula International berasal dari pasar ekspor sebesar 77,13% terhadap penjualan. Penjualan ekspor tumbuh 5,33% secara tahunan menjadi Rp354,62 miliar. Sementara itu, penjualan lokal tumbuh 36,67% menjadi Rp105,11 miliar pada semester I/2019. Adapun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Trisula International  naik 34,47% secara tahunan menjadi Rp5,11 miliar pada periode tersebut.

Direktur Utama Trisula International, Santoso Widjojo pernah bilang, kinerja hingga semester I/2019 masih sejalan dengan target perseroan pada 2019. Perseroan optimistis dapat mencapai target pertumbuhan pendapatan 10% dan laba bersih 15% di tahun ini. Lebih lanjut, Santoso berharap Trisula International dapat menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar ekspor dan ritel domestik.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…