Terjadi 26 Kebakaran di Agustus dan September - KOTA SUKABUMI

Terjadi 26 Kebakaran di Agustus dan September

KOTA SUKABUMI 

NERACA

Sukabumi - Kejadian bencana kebakaran di Kota Sukabumi tahun ini tergolong tinggi. Berdasarkan catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, puncak kebakaran terjadi pada bulan Agustus dan September sebanyak 26 kejadian.

“Selama dua bulan itu, dari 26 kebakaran tersebut sebanyak 15 melanda permukiman dan 11 terjadi pada lahan yang kekeringan. Di luar itu ada kebakaran yang menghanguskan tiga unit kendaraan bermotor,” kata Kepala BPBD Kota Sukabumi, Asep Suhendrawan, kemarin.

Banyaknya terjadi bencana kebakaran tersebut lanjut Asep, ada korelasinya dengan puncak musim kemarau. Sebab, di dua bulan itu, memang sedang terjadi musim kemarau."Jadi pebandinganya dengan tahun lalu, tahun ini cukup lumayan tinggi. Pada tahun 2018 saja, jumlah kebakaran dari bulan Januari hingga Desember sebanyak 25 kejadian,” ujar Asep.

Dari 7 kecamatan yang ada di Kota Sukabumi. Kecamatan Lembursitu, Cikole dan Gunungpuyuh dengan jumlah kebakaran terbanyak. Dilihat dari penyebabnya, kebakaran dipicu oleh faktor perilaku manusia seperti membuang puntung rokok sembarangan ke lahan kering dan membakar tanaman kering atau tumpukan sampah yang tidak terkontrol dengan baik.

“Ada juga orang yang sengaja membuat api unggun karena ingin menghangatkan badan di tengah cuaca dingin musim kemarau di pagi hari. Dia lupa mematikan apinya sehingga merembet ke lahan kering lalu memicu terjadinya kebakaran,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya terus menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati ketika membakar tumpukan sampah. Masyarakat harus menjauhkan diri dari tindakan-tindakan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.

“Kalau terjadi kebakaran, masyarakat harus tetap menginformasikannya ke BPBD sambil melakukan upaya awal untuk mematikan api agar tidak membesar dan membakar bangunan-bangunan di sekitar titik kebakaran,” ucapnya.

Di sisi lain Asep juga menyadari masih minimnya Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di permukiman penduduk termasuk di lingkungan SKPD dan perkantoran. Sehingga, masyarakat mengalami kesulitan ketika akan melakukan tindakan awal mematikan api."Kita masih kekurangan APAR tersebut untuk di pemukiman penduduk dan perkantoran," pungkasnya. Arya

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…