Orang Indonesia Mudah Marah di saat Lapar

Jangan sepelekan perut lapar. Tak hanya membuat tubuh hilang tenaga, perut lapar juga bisa merusak suasana hati. Studi menunjukkan, orang Indonesia kerap marah karena lapar. Temuan dari Kraft Heinz ABC Indonesia mendapati masyarakat Indonesia sering kali marah karena perut lapar. Hal ini terbukti dari meningkatnya kemarahan ataupun ujaran kebencian yang muncul di media sosial. "Banyak sekali orang Indonesia yang marah karena lapar, istilahnya 'maper'. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemarahan di media sosial di saat jam-jam lapar," kata Marketing Manajer Ready to Eat & Beverage Kraft Heinz ABC Indonesia Anissa Permatadietha di Jakarta, dikutip dari CNN Indonesia.com.

Data dari Crimson Hexagon menunjukkan, sejak bulan Januari hingga Juli 2019 terdapat lebih dari 15,2 juta percakapan yang berisi kemarahan yang ditandai dengan kata-kata negatif di media sosial Twitter. Kata-kata negatif itu termasuk juga yang sudah dimodifikasi menjadi singkatan. Artinya, dalam sehari terdapat lebih dari 70 ribu kemarahan yang beredar di media sosial. Dari tahun 2017 tingkat kemarahan di media sosial ini melonjak lima kali lipat. Angka ini disebut akan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Data dari Xquisite Informatics menunjukkan, luapan kemarahan di media sosial itu meningkat pada jam-jam lapar seperti pukul 09.00 WIB hingga jam makan siang, pukul 17.00 WIB hingga 19.00 WIB menjelang makan malam, dan di atas pukul 22.00 WIB hingga tengah malam."Pukul 09.00-12.00 WIB itu tweet kemarahan meningkat. Ini merupakan jam ketika orang lapar. Lalu mereda setelah makan siang dan naik kembali di jam-jam sore hingga pulang kantor. Mereda kembali setelah makan malam dan meningkat lagi saat lapar tengah malam," ungkap Anissa.

Anissa pun memberi catatan bahwa selain kelaparan, ada faktor lain seperti faktor lingkungan yang juga dapat memengaruhi tingkat kemarahan ini. Secara ilmiah, ahli gizi klinis, Juwalita Surapsari menjelaskan bahwa perut lapar dapat memengaruhi suasana hati. Alasannya, saat perut kosong dan lapar, gula darah dalam kondisi turun dan memengaruhi hormon tubuh. "Saat gula darah turun, tubuh mengeluarkan hormon stres yang memengaruhi kondisi dan perilaku seperti gampang marah, sensitif, dan agresif," kata Juwalita.

Untuk meredakan kemarahan saat lapar ini, Juwalita menyarankan untuk mengganjal perut dengan mengonsumsi makanan ringan yang tinggi akan kandungan protein dan serat. Protein dan serat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diproses oleh tubuh, sehingga gula darah tetap stabil dalam waktu yang lama.

Sementara itu, aneh rasanya saat perut masih meronta minta makan meski belum lama sepiring nasi Padang sudah disantap. Pengalaman ini tampaknya dialami sebagian banyak orang. Tak sedikit orang yang merasa lapar tanpa henti. Rasa lapar bahkan tetap muncul meski perut baru saja diisi. Jangan heran, sebab tak semuanya rasa lapar berasal dari perut yang meronta. Psikolog Susan Albers mengatakan, manusia dikelilingi makanan selama 24 jam dan dibanjiri rasa stres serta emosi. "Mayoritas, semua kegiatan makan dipicu emosi," ujar dia.

saat emosi terus memicu, tak aneh jika rasa lapar tak kunjung hilang. Selain emosi, beberapa hal juga menyebabkan rasa lapar tak kunjung berhenti. Berikut mengutip jurnal kesehatan Prevention.

Makan tidak kenyang, rasa lapar setelah makan bisa disebabkan oleh asupan makanan yang kurang lengkap. Ahli gizi Alexandra Sowa mengatakan, untuk merasa kenyang lebih lama, Anda perlu menyertakan beragam nutrisi pada makanan termasuk protein, lemak sehat, dan serat. "Makanan yang dipenuhi serat seperti sayuran dengan kepadatan tinggi dan karbohidrat kompleks seperti oatmeal memberi muatan pada lambung dan saluran pencernaan, sekaligus membuat Anda kenyang lebih lama," jelas Sowa.

Stres membuat tubuh bereaksi dengan rasa lapar. Saat stres, kata Sowa, produksi hormon kortisol dan grelin meningkat hingga menimbulkan rasa lapar. Mereka yang lapar karena stres umumnya akan mencari makanan dengan kandungan karbohidrat. Albers merekomendasikan untuk melakukan relaksasi terlebih dahulu atau dengan berjalan-jalan di area hijau demi menghindari aktivitas makan yang dipicu stres.

Rajin melihat unggahan foto makanan, menengok ragam foto makanan di media sosial seperti Instagram hanya akan membuat Anda lapar. Sejumlah riset mengamini hal tersebut. "Semakin Anda mulai membayangkan makanan, seperti aroma dan rasanya di mulut, semakin Anda menginginkannya," ujar Albers.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…