Menuju Penguasaan Aset Nasional

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Ekonomi dan Industri

 

Rumah tangga dibangun agar kita bisa hidup sejahtera. Star dari nol kita mulai berproses dan membuat satu mimpi besar bersama dan saling menguatkan sebagai cita-cita untuk bisa good to great. Membangun Indonesia juga dimulai dari tahapan - tahapan melalui berbagai proses politik, ekonomi, dan sosial budaya untuk bisa mencapai tujuan tersebut.

Sabar, telaten, pinter, cerdas, ora grusa grusu, sregep sinau, ora keminter, gemi setiti, percaya diri, faham mana yang baik dan buruk adalah bagian dan cara kita membangun negeri ini menuju good to great tadi.

Untuk maju memang harus punya modal dasar, mempunyai kemampuan, dan punya fulus. Nafi fulus mampus. Juga harus mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan landasan iman dan taqwa kepada Tuhan yang Esa adalah equity bangsa agar kita bisa berselancar dengan semangat nasionalisme yang tinggi untuk membesarkan Indonesia yang bermartabat, tidak tergantung pada bangsa lain, tapi harus bisa bekerjasama dengan bangsa lain untuk bisa good to great.

Utang boleh, mendatangkan modal asing tidak dilarang tapi jadikan keduanya sebagai pelengkap. Sehingga  mindset ini harus dijadikan sebagai arus utama policy frame work for economic development di negeri ini.

Percayalah wahai para pemimpin dan para elit penguasa negeri ini bahwa Together Yes We Can. Dengarkan suara pemegang saham mayoritas negeri ini, yaitu rakyat pemilik kedaulatan. Secara inklusif libatkan mereka dalam setiap prosesnya membangun Indonesia berkemajuan.

Beberapa bulan yang lalu, IMF pernah mengatakan bahwa Indonesia terlalu mengandalkan dan bergantung kepada modal asing, sehingga rentan terhadap gejolak global. Tumben ya, tapi benar.

Hal yang disampaikan ini kita anggap saja sebagai warning bahwa sudah saatnya untuk membangun Indonesia memerlukan peran modal dalam negeri yang cukup dominan. Ini nalar yang betul dan waras. Tapi heran mengapa menteri keuangan beberapa waktu yang lalu mengabarkan bahwa Indonesia perlu modal asing untuk membangun perekonomian Indonesia, seperti kurang percaya diri terhadap modal dasar yang dimiliki bangsa ini.

IMF benar, menteri keuangan mungkin juga benar jika maksudnya hanya sebagai pelengkap saja. Dengan demikian membangun infrastruktur keuangan di dalam negeri yang kuat harus menjadi progam prioritas nasional di sektor moneter dan keuangan.

Segerakan membentuk Lembaga Pembiayaan Pembangunan Indonesia atau Sovereign Wealth Fund agar Indonesia mampu tidak hanya sebagai debitur, tapi juga sebagai kreditur dan investor dimanapun. AS baper ke China karena negeri panda putih ini sebagai negara berkembang kini mampu menjadi kreditor, investor dan bankir serta pemasok barang bagi AS.

Pendapat IMF tersebut rasanya sejalan dan memberikan restu jika Indonesia dapat segera membentuk lembaga keuangan tersebut yang dikontrol oleh negara. Saatnya infrastruktur ekonomi, infrastruktur SDM dan infrastruktur teknologi dibangun dengan modal sendiri.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…