Kajian BI - BBM Naik Dorong Inflasi Lebih Tinggi

NERACA

Jakarta—Kenaikkan harga BBM bisa makin mendorong tekanan inflasi  di Indonesia . Namun diakui kenaikan harga BBM bisa menyehatkan APBN. "Kami memperkirakan inflasi itu sekitar 4,4%  hingga 4,5%. Jika ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memang lebih tinggi tetapi itu adalah biaya untuk menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Neraca Pembayaran," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution usai Seminar Nasional Mediasi Perbankan: Optimalisasi Perlindungan Nasabah di Jakarta,4/4

Menurut Darmin, peningkatan inflasi akibat kenaikan harga BBM masih tergantung tanggapan baik dari pemerintah maupun oleh BI.  Namun begitu, BI telah memiliki rencana jika inflasi meningkat akibat kenaikan harga BBM. "Saya belum mau bilang apa yang akan kami lakukan. Tapi kami tahu apa yang akan kami lakukan," ungkapnya

Terkait defisit anggaran yang bisa mencapai hingga 3,1% dari produk domestik bruto (PDB) jika harga BBM naik pada kuartal ketiga 2012, Darmin menjelaskan hal itu tergantung dari ada atau tidaknya kenaikan harga BBM dan kapan waktu yang ditetapkan. "Sehingga defisit anggaran yang tadinya 2,3 jadi 2,5 persen dari PDB. Ya memang pasti ada sedikit kenaikan, karena harga BBMnya tidak naik tapi biayanya naik. Jadi subsidinya harus naik sehingga defisit sedikit lebih besar," jelasnya

Mantan Dirjen Pajak ini mengaku jika dibandingkan dengan sejumlah negara lain, peningkatan defisit 2,5 persen tidaklah besar, namun jika dibandingkan dengan keadaan APBN di Indonesia selama sepuluh tahun kenaikan itu cukup besar.

Pemerintah dalam APBN-P 2012 masih menggunakan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) di angka 105 dolar AS per barel, sedangkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia mencapai 122 dolar AS per barel dalam tiga bulan pertama 2012.

DPR sebelumnya telah menetapkan harga BBM diizinkan untuk disesuaikan oleh pemerintah sesuai pasal 7 ayat 6A tentang APBN-P 2012 dengan harga minyak mentah Indonesia harus 15 persen di atas asumsi. Dengan asumsi ICP 105 dolar AS per barel maka harga yang dipatok bagi pemerintah untuk bisa menggunakan wewenangnya menaikan harga BBM adalah sebesar 120,75 dolar AS per barel.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Maret berada di kisaran 0,07 persen. Angka ini di bawah ekspektasi pelaku pasar, yang memprediksikan inflasi meningkat akibat naiknya harga-harga sebagai imbas wacana kenaikan harga BBM.  Sedangkan inflasi tahun kalender 0,88% dan inflasi year-on-year (yoy) 3,97%  dan inflasi inti pada Maret 2012 berada di kisaran 0,20%. Sementara untuk inflasi inti year-on-year berada di kisaran 4,25%. **maya

 

BERITA TERKAIT

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…

Hutama Karya Berlakukan Diskon 20% Tol Trans Sumatera

    NERACA Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) kembali memberlakukan diskon tarif 20 persen di tiga ruas Jalan Tol…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…

Hutama Karya Berlakukan Diskon 20% Tol Trans Sumatera

    NERACA Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) kembali memberlakukan diskon tarif 20 persen di tiga ruas Jalan Tol…