BEI Kantongi 22 Calon Emiten Bakal Go Public

NERACA

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sesumbar bakal mencatatkan 60 emiten baru sampai akhir tahun 2019 seiring dengan bertambahnya pipeline 22 calon emiten yang bakal melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, IGD Nyoman Yetna mengatakan, saat ini 22 perusahaan tersebut sudah mengajukan rencana IPO dan memberikan berkas pendaftaran ke BEI. “Melihat jumlah perusahaan yang tercatat saat ini sudah ada 34, sedangkan di pipeline ada sudah ada 22 perusahaan. Jadi paling tidak, ada 56 perusahaan akan melantai di bursa hingga akhir tahun ini,”uajrnya di Jakarta, kemarin.

Kendati demikian, jumlah ini masih bisa bertambah. Nyoman menyatakan tengah mengantongi empat nama lainnya yang menggunakan laporan keuangan Juni 2019. Rencana keempat perusahaan tersebut akan go public tapi hingga saat ini belum memberikan berkas pendaftarannya ke BEI. Nyoman menyatakan ada perusahaan tersebut sedang diskusi dengan BEI terkait skema dan pertanyaan yang bisa didiskusikan. Jadi kemungkinan jumlah perusahaan yang akan menyampaikan komitmennya untuk menjadi perusahaan publik sekitar 60 perusahaan hingga akhir tahun ini.

Nyoman bilang, BEI terus melakukan penjajakan kepada perusahaan yang potensial untuk melantai di bursa. Dia mengakui, BEI tengah gencar melaksanakan workshop go public yang diselenggarakan di beberapa kota besar seperti di Yogyakarta, Medan, Makasar, Surabaya, Bandung dan Jakarta.  Kalau memang 60 perusahaan dapat terealisasi melantai di bursa hingga akhir 2019 ini, perolehannya bisa menjadi lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang mencapai 57 perusahaan.

Pada saat bersamaan, dia juga mengungkapkan tengah memantau emiten-emiten dengan gangguan kelangsungan usaha atau going concern dan telah dihentikan sementara (suspend) perdagangan efek selama 24 bulan. Dengan kondisi itu, BEI dapat menghapus paksa  (force delisting) efek emiten tersebut dari papan perdagangan BEI.

Saat ini terdapat dua emiten telah lebih dari 24 bulan di suspend karena going concern. Emiten tersebut adalah PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI) dan PT Evergreen Invesco Tbk (GREN). Sebelumnya, bursa telah menghapus paksa efek PT Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK) dan PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) sepanjang tahun ini.

 

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…