Pendapatan Merdeka Copper Naik 66,95%

NERACA

Jakarta - Emiten pertambangan logam, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengantongi pendapatan US$191,77 juta pada semester I/2019 atau naik 66,95% secara tahunan dari perolehan pendapatan di priode yang sama tahun lalu sebesar US$ 114,86 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pada periode tersebut, beban pokok penjualan MDKA itu juga melonjak signifikan dari US$50,52 juta menjadi US$105,15 juta. Alhasil, laba usaha yang dibukukan pada paruh pertama tahun ini naik 35,48% secara tahunan dari US$57,65 juta menjadi US$78,1 juta. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas anak pada semester I/2019 sebesar US$42,25 juta. Laba bersih MDKA itu tumbuh 29,77% dari raihan US$32,55 juta pada semester I/2018.

Entitas Grup Saratoga itu memiliki total aset US$889,34 juta per 30 Juni 2019. Adapun total liabilitas dan ekuitasnya masing-masing US$449,87 juta dan US$439,46 juta. Perseroan pada semester kedua tahun ini juga berencana melaksanakan aksi pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Maka untuk itu, perseroan bakal menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 25 September 2019 untuk meminta persetujuan pemegang saham melakukan pemecahan nilai nominal saham.

Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold, Adi Adriansyah Sjoekri pernah bilang, rencana stock split dengan rasio 1:5 itu ditempuh untuk meningkatkan jumlah saham perseroan yang beredar. Dengan demikian, aksi korporasi itu dapat mendorong likuiditas perdagangan saham MDKA di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data pemegang saham Merdeka Copper Gold per 31 Juli 2019, terdapat lima pihak yang mengempit kepemilikan MDKA dengan persentase di atas 5%. Pertama, Garibaldi Thohir sebanyak 391,81 juta saaham atau 8,94%.

Kedua, PT Mitra Daya Mustika sebanyak 589,76 juta saham atau 13,46%. Ketiga, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi 229,00 juta saham atau 5,22%. Keempat, PT Suwarna Arta Mandiri 293,29 juta saham atau 6,69%. Kelima, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. 864,37 juta saham atau 19,73%. Dengan demikian, total kepemilikan saham dengan persentase di atas 5% mencapai 54,07%. Sisanya atau publik dengan persentase di bawah 5% sebanyak 45,92%.

Apabila stock split dieksekusi, saham MDKA akan diperdagangkan dengan level harga sekitar Rp1.250 per saham. Di sisi ekspansi usaha, perusahaan Grup Saratoga itu mengalokasikan capital expenditure (capex) tahun ini senilai US$160 juta. Merdeka Copper Gold akan menggunakan sebagian besar dana itu untuk mengoptimalkan operasional dan eksplorasi di proyek tambang emas dan perak Tujuh Bukit di Jawa Timur, proyek tambang tembaga di Pulau Wetar, Maluku Barat, dan proyek tambang emas di Pani, Gorontalo.

Sebagai informasi, hingga akhir sesi I perdagangan Jumat (13/9), MDKA meguat 1,72% ke level Rp5.925 per saham. Sepanjang tahun berjalan 2019, saham produsen tembaga itu naik tajam 69,29%.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…