Kondisi Pasar Global Belum Baik - PTBA Hentikan Eksplorasi Hingga Maret 2020

NERACA

Jakarta – Keputusan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk tidak melakukan eksplorasi tambang di luar area yang telah memperoleh izin eksploitasi hingga 6 bulan kedepan, disikapi para investor asing dengan melepas saham perusahaan tambang plat merah tersebut.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Suherman dalam siaran pernsya di Jakarta, kemarin mengatakan, perihal penyampaian laporan bulanan aktivitas eksplorasi non-oil dan gas, dengan ini perseroan menyatakan bahwa sampai dengan 6 bulan ke depan yakni sampai dengan Maret 2020 perseroan tidak melakukan aktivitas eksplorasi.

Menurut Vice President Artha Sekuritas, Frederik Rasali melihat ini merupakan strategi wait and see dari manajemen PTBA. Alasannya, kondisi pasar global yang masih belum baik. Mengingat pasar ekspor paling besar untuk batubara adalah India dan China. “Apabila kondisi belum baik dan harga batubara masih rendah tidak ada salahnya bagi perusahaan tambang untuk menahan eksplorasi,"jelasnya. 

Apalagi saat ini PTBA sudah memiliki cadangan yang cukup besar. Dalam IUP existing, emiten berkode saham PTBA ini memiliki sumber daya batubara sebesar 8,2 miliar ton dan cadangan sebesar 3,3 miliar ton.  "Sedangkan dana capex bisa digunakan untuk hal lain seperti memperkuat infrastruktur dalam perusahaan salah satunya untuk meningkatkan kapasitas gerbong kereta api,"tuturnya.

Mengacu laporan keuangan per Maret 2019, beberapa IUP (izin usaha pertambangan) eksploitasi yang dikantungi PTBA yakni di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, IUP Ombilin, Sumatra Barat, Peranap (Riau), dan di Kalimantan Timur (eksploitasi dan produksi). Sepanjang semester I-2019, PTBA mencatat kenaikan produksi batu bara sebesar 14,11% menjadi 12,79 juta metrik ton batu bara, meningkat 14,11% dari periode semester pertama tahun lalu.

Tahun ini, PTBA ini membidik target produksi batu bara 27,26 juta ton, naik 3% dari realisasi tahun lalu. Sementara itu, volume penjualan hingga semester I-2019 mencapai 13,40 juta ton meningkat 9,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.Perseroan pun tidak menampik turunnya harga batubara turut mempengaruhi kinerja. Untuk mengantisipasi penurunan harga, PTBA menerapkan strategi selective mining, yakni mengoptimalkan produksi batubara yang memiliki rasio kupas (stripping ratio) rendah dan jarak angkut yang dekat. Sehingga dengan strategi tersebut bisa menekan cost dan pada akhirnya laba bisa dipertahankan.

Saat ini perseroan tengah mengajukan perubahan harga jual rata-rata batu bara tahun ini ke perusahaan induk lantaran harga batu bara dunia tengah mengalami penurunan. Pengajuan tersebut dinilai perlu dilakukan lantaran tidak sebanding dengan penyusunan harga jual rata-rata batubara perseroan 2019. PTBA pada tahun ini menargetkan, penjualan batu bara mencapai 28,38 juta ton. Dimana kapasitas angkutan di semester pertama 11,71 juta ton, naik 5,47% dari tahun sebelumnya 11,1 juta.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…