Geliat Wisata Edukasi Kopi Sirap - Kongkow Plus Ngopi Nikmat Langsung dari Kebunnya

Indonesia, menurut data Organisasi Internasional Kopi merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hal ini sebetulnya tidak terlalu mengejutkan karena Indonesia memang memiliki banyak daerah penghasil kopi unggulan. Jika ditotal, setidaknya ada sekitar lima belas daerah di Indonesia yang dikenal sebagai penghasil kopi terbaik. Ironisnya, produksi kopi yang berlimpah ternyata tidak sebanding dengan tingkat konsumsi kopi di dalam negeri yang justru masih rendah.

Konsumsi kopi di Tanah Air hanya 1,5 kilogram per kapita per tahun. Angka ini masih rendah di bawah negara pengimpor kopi Indonesia, seperti Jepang, Norwegia dan Malaysia. Konsumsi kopi masyarakat Jepang sebanyak 4 kg per tahun, Norwegia 13 kg per tahun, Malaysia 4 kg per tahun. Alhasil rendahnya penikmat kopi didalam negeri, sebagian besar total produksi kopi atau sebesar 65% di antaranya diekspor ke negara lain. Meskipun demikian, populasi kedai kopi atau kafe tiap tahunnya semakin menjamur terutama di perkotaan.

Wakil Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, Daroe Handojo mengatakan, meningkatnya persaingan usaha kreatif berbasis kopi tidak mempengaruhi peluang bisnis yang ada. Apalagi, permintaan konsumen lokal relatif masih sedikit. Dari sekian banyak kedai kopi dengan berbagai fasilitas dan hiburan yang ditawarkan, tentunya menikmati kopi langsung dari kebun hingga pembuatannya merupakan kenikmatan tersendiri. Hal inilah yang ditawarkan di kedai Doesoen Kopi Sirap, Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

Berada di bawah kaki Gunung Kelir, di Doesoen Kopi Sirap terdapat 1.600 pohon kopi milik sekitar 100 petani. Potensi kebun kopi di kawasan Gunung Kelir lebih dari 500 hektare. Jika panen raya dan memuaskan, hasil kopi bisa mencapai 60 ton. Hampir 60% petani mengirim kopi belum terseleksi (all grade) untuk keperluan ekspor, sisanya lokal Indonesia.

Tumbuh suburnya tanaman kopi disana, menjadi alasan bagi para pecinta kopi menjadi destinasi yang layak dikunjungi. Pecinta kopi bisa merasakan sensasi nyeruput kopi, sekaligus berwisata di kebun kopi. Selain menu utama kopi, warungnya juga menyajikan makanan khas desa, seperti ada nasi jagung goreng, gedhang godog, telo godog, kacang godok, dan gemblong bakar. Wawan (25), wisatawan asal Tangerang, Banten mengakui menikmati betul ngopi di Doesoen Kopi Sirap.”Ngopi di bawah lereng gunung dengan suasana desa yang tenang, buat saya betah berlama-lama,”tuturnya.

Menurutnya, ngopi dengan suasana kedai desa nan alami memberikan rasa yang berbeda bila dibandingkan dengan ngopi di kafe pada umumnya. Apalagi, kesegaran mata ditambah adanya aliran air di sungai kecil yang berasal dari mata air. Dirinya pun sangat merekomendasikan wisata edukasi kopi di Doesoen Kopi Sirap sangat layak untuk keluarga ataupun kongkow bareng rekan kerja.

Disampaikannya, area wisata ini juga tidak hanya menawarkan menu istimewa tetapi juga pemandangan dan banyak spot foto yang menarik. Lokasi ini juga bisa membuat pengunjung mengeksplor area kebun kopi dengan leluasa. Berbagai fasilitas umum juga siap menjadi pelengkap agar nyaman dan betah. Hal senada juga disampaikan Masfufah (30), wisata edukasi kopi disini banyak informasi yang didapat, disamping bisa menikmati jajanan kampung beserta kopi yang dihasilkan dari petani.

Ibu dua anak ini bercerita, dirinya hanya mengetahui kopi yang biasa diseduh untuk suami hanya kopi gunting atau sachset yang ada ditoko. Namun sejak datang ke Doesoen Kopi Sirap, banyak hal soal kopi yang belum diketahuinya.“Saya tahunya kopi adalah merek-merek tertentu, tapi di wisata edukasi Doesoen Kopi Sirap banyak informasi didapat soal kopi, termasuk meracik kopi yang sejatinya tidak perlu memakai gula,”ungkapnya.

Dengan tarif biaya wisata edukasi yang tidak terlalu mahal, kata Masfufah, para pengunjung mendapat pembelajaran tentang budidaya, pengolahan dan penyajian kopi serta mengetahui berbagai macam varietas kopi beserta karakternya. Selain itu, lanjutnya, pengunjung diperbolehkan meracik kopinya sendiri menurut rasa yang diinginkannya didampingi petugas yang sudah pengalaman dibidang kopi. Dari ose atau biji kopi digiling menjadi bubuk kemudian dipress dan dicampur air mendidih serta dicampur susu lalu disuling jadilah kopi ekspreso atau lebih popular bonbon. Ada juga pengunjung yang menginginkan kopi tubruk khas pedesaan yang alami.

Imam Wahyudi salah satu pengelola kafe Doeson Kopi Sirap mengatakan, tidak hanya kopi saja yang ditawarkan tetapi berbagai menu seperti minuman tradisional wedangan sampai minuman kekinian pun lengkap. “Kopi istimewa yang ditawarkan disini namanya java mocca, kopi robusta dari petani kopi setempat lalu disajikan dengan metode seduh yang beragam. Ada vietnam dripp, v60, french press dan yang lain. Selain kopi pun ada kok sehingga bagi yang tak suka kopi masih bisa mencoba menu yang lain. Harganya juga terjangkau, komplet promosinya,”ujarnya.

Diceritakannya, Doesoen Kopi Sirap yang belum lama beroperasi ini merupakan hasil dari kerjasama antara masyarakat dan pemerintah setempat. “Kami dibekali pelatihan bagaimana mengolah kopi dengan professional jadi rasa pastinya tak kalah dengan barista yang ada di café-café. Pengelolaan pun juga terus mendapatkan perhatian dan dukungan. Makanya olahan biji kopi kami juga sudah didistribusikan kemana-mana, mulai dari Semarang sampai Jakarta,”ungkapnya.

Menurut Imam yang mewakili teman-temannya, pengelolaan desa wisata edukasi kopi ini dibagi dengan baik. Karang Taruna Sirap atau Katasi mendapatkan tugas mengelola kafe dan bisnisnya. Lalu ada pula pihak pengelolaan desa yang fokus pada produksi kopi.“Semua di desa memiliki perannya dan menjalankan tugas dengan baik dan memang didukung pemerintah untuk memberdayakan maka saya optimis ini menjadi salah satu desa wisata yang nantinya favorit,”jelasnya.

Imam menambahkan, awal pendirian kafe Doesoen Kopi Sirap dimodali dari tabungan petani kopi dengan rintisan modal awal Rp 5 juta. Kedai itu kini mempunyai 3 barista kampung yang semuanya anak petani kopi setempat. Setiap hari terjual 25 hingga 30 cangkir kopi. Bahkan, saat akhir pekan bisa sampai 60 cangkir. Kopi yang ditawarkan sebagian besar hasil produksi petani setempat, yakni jenis robusta dan arabika.

 

Pemberdayaan Ekonomi

 

Melihat besarnya potensi wisata yang dikembangkan dari Doesoen Kopi Sirap, menjadi alasan bagi PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui Bakti BCA Peduli, memberikan bantuan untuk pemberdayaan masyarakat Doesoen Kopi Sirap yang mayoritas menggantungkan hidupnya dari bertanam kopi. Menurut Komisaris Independen PT BCA Tbk, Cyrillus Harinowo, Doesoen Kopi Sirap punya potensi besar untuk dikembangkan. Tidak hanya dari sisi produksi kopi, tetapi juga bisa dijadikan agrowisata kebun dengan luas arealnya sekitar 948 hektar. Terlebih lagi, wisata alam belakangan ini makin banyak peminatnya. "Saya ingin agar Doesoen Kopi Sirap bisa seperti Gua Pindul di Gunung Kidul Yogyakarta, yang berhasil melipatgandakan jumlah wisatawan sehingga kesejateraan masyarakat bisa ditingkatkan," katanya.

Bantuan pemberdayaan yang diberikan BCA merupakan bagian dan komitmen perseroan dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dari potensi desa wisata yang dimiliki. Setidaknya BCA memiliki 12 desa bakti binaan  yang diantaranya merupakan program CSR perseroan. Desa binaan tersebut diantaranya, desa wisata Wayang Wukirsari, wisata Goa Pindul, dan desa wisata Pentingsari.

Harinowo menyampaikan perseroan utamanya akan membantu masyarakat untuk membangun sarana dan fasilitas dasar seperti toilet, dan ruang pameran.Setelah itu, perseroan akan fokus pada pengembangan kemampuan dan bakat para masyarakat untuk dapat mengelola tempat wisata serta pengetahuan dasar untuk dapat memberi pengetahuan terkait kopi dan tempat wisatanya.“Kita tentunya tidak akan hanya memberikan uang dan meninggalkan desa ini begitu saja. Pokoknya kami akan tuntun dan sukseskan seperti tempat-tempat wisata lainnya,” katanya.

Sementara Camat Jambu Kabupaten Semarang, Edi Sukarno mengapresasi dukungan yang diberikan BCA. Menurutnya, jika tidak ada dukungan dari pemerintah dan swasta, nasib Kopi Sirap bisa menyedihkan. "Saya prediksi, dua generasi berikutnya sudah tidak mengenal Kopi Sirap jika tidak ada support untuk melestarikan kebun kopi untuk kesejahteraan warga," tuturnya.

Dirinya mengungkapkan, wisata edukasi kopi dan budaya Sirap dikelola sepenuhnya oleh warga setempat. Tidak ada investor. Semua dikelola sepenuhnya secara swadaya oleh warga setempat yang kebanyakan petani kopi yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (gapoktan) Doesoen Sirap. Menurut dia, pengembangan wisata kopi karena 25% dari total 41.000 warga Kecamatan Jambu menggantungkan hidup keluarga hidup dari menanam komoditas tersebut.“Total jumlah lahan perkebunan kopi mencapai 1.150 hektare dengan produk mencapai 1.000 ton per tahun. Kopi yang ditanam Robusta,” ujarnya.

Dirinya pun berharap, dukung pembinaan dan pemberdayaan BCA terhadap petani kopi Doesoen Sirap bisa membawa produk kopi lokal ini berkualitas dan mendunia. Bagi pengamat kopi sekaligus Co-founder Kopisob, Reza Adam Ferdian, kopi yang ada di Deosoen Sirap tergolong unik. Kopi robusta yang banyak ditemukan memiliki rasa moka, karamel, lemon, serta pinus.”Jadi memang tak jauh dari kebun kopi ini ada hutan pinus, dan kopi robustanya menyerap rasa itu dan memberi efek tenang kepada penikmat kopi,” jelasnya.

Disampaikannya, meski proses secara natural, namun kopi yang dihasilkan telah cukup baik dan hasilnya pun bersih meski dijemur di matahari dan beralaskan terpal. Haya saja, kata Reza, jika dioptmalkan pada pascapanen maka hasilnya bisa lebih baik. Reza menyarankan juga untuk memakai metode fully wash yang diyakini bisa meningkatkan kualitas kopi yang berujung pada naiknya harga pasaran kopi Doesoen Sirap.”Jika memang telah naikkan kualitas maka bisa ikut lelang kopi yang bisa lebih naikkan harga pasar kopi,”tandasnya.

Mengingat minum kopi sudah lagi bukan menjadi kebutuhan tetapi juga gaya hidup baik itu di perkotaan maunpun di pedesaan, maka sudah saatnya kita tingkatkan konsumsi kopi agar petani kopi tetap lestari dan berjaya. Semoga.

BERITA TERKAIT

Jaga Kelestarian Lingkungan - Lippo Cikarang Mengajar Edukasi Bijak Gunakan Plastik

Peduli dunia pendidikan dan juga tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan properti Lippo Cikarang kembali menggelar program Lippo Cikarang Mengajar untuk…

Resmikan RSUI Wings Garden - Memanfaatkan Alam Terbuka Dukung Gaya Hidup Sehat

Terbatasnya ruang terbuka hijau memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat karena susah mendapatkan udara bersih. Berangkat dari hal tersebut, Yayasan WINGS…

Berdayakan Peran Perempuan - Generali Berikan Edukasi Finansial dan Kelas Parenting

Dalam rangka memperingati hari perempuan, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) melalui gerakan The Human Safey Net terus berkomitmen…

BERITA LAINNYA DI CSR

Jaga Kelestarian Lingkungan - Lippo Cikarang Mengajar Edukasi Bijak Gunakan Plastik

Peduli dunia pendidikan dan juga tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan properti Lippo Cikarang kembali menggelar program Lippo Cikarang Mengajar untuk…

Resmikan RSUI Wings Garden - Memanfaatkan Alam Terbuka Dukung Gaya Hidup Sehat

Terbatasnya ruang terbuka hijau memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat karena susah mendapatkan udara bersih. Berangkat dari hal tersebut, Yayasan WINGS…

Berdayakan Peran Perempuan - Generali Berikan Edukasi Finansial dan Kelas Parenting

Dalam rangka memperingati hari perempuan, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) melalui gerakan The Human Safey Net terus berkomitmen…