Lunasi Utang Jatuh Tempo - Tiphone Terbitkan Obligasi Rp 500 Miliar

NERACA

Jakarta – Perkuat modal guna menunjang ekspansi bisnis dan termasuk lunasi utang, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan II Tiphone tahap II tahun 2019 dengan nilai pokok obligasi Rp 500 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan II Tiphone dengan target dana yang akan dihimpun sebesar Rp 2 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menyebutkan, obligasi berkelanjutan II Tiphone tahap II Tahun 2019 yang masa penawarannya akan dimulai pada 13 September 2019 mendatang. Kemudian tiga hari setelahnya yaitu pada tanggal 16 September 2019 akan dilakukan penjatahan sementara distribusi obligasi secara elektronik akan dilakukan pada 18 September dan kemudian satu hari setelahnya akan dilakukan pencatatan pada BEI.

TELE menunjuk PT Bahan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dengan KSEI sebagai agen pembayaran yang membantu pembayaran jumlah pokok dan bunga obligasi kepada pemegang obligasi.  Untuk dapat memiliki obligasi yang dikeluarkan oleh TELE ini, jumlah minimum yang dikeluarkan perusahaan ialah sebesar Rp 5 juta.

Berdasarkan draft penawaran obligasi yang diakses dari BEI, pemegang obligasi jumbo yang jumlah pokok obligasinya mencapai Rp 300 miliar akan mendapatkan bunga tetap sebesar 11,05% per tahun dengan skema pembayaran bunga akan dilakukan setiap tanggal 18 selama tiga bulan sekali dimulai pada Desember 2019 dan akan berakhir pada 18 September 2022.

Dana yang dihimpun dari penerbitan obligasi ini rencananya akan digunakan untuk membayar pokok utang obligasi berkelanjutan tahap 1 tahun 2016 Seri B yang akan jatuh tempo pada 14 Oktober 2019 dengan nilai Rp 256 miliar. Selain untuk membayar utang, sisa dana yang terhimpun akan digunakan perusahaan sebagai dana pinjaman kepada TS, SMM dan PMM dengan tingkat bunga dan jatuh tempo yang sama dengan obligasi.

Saat ini perusahaan memiliki beban liabilitas konsolidasi senilai Rp 4,05 triliun dengan jumlah obligasi terutang oleh perusahaan senilai Rp 650 miliar. Sementara jumlah aet yang dimiliki perusahaan senilai Rp 8,60 triliun. Di paruh pertama 2019, TELE membukukan laba bersih Rp170,26 miliar atau tergerus 43,49% dari tahun sebelumnya Rp301,33 miliar.

Sementara itu, liabilitas TELE pada semester I/2019 tercatat senilai Rp4,5 triliun dan ekuitas senilai Rp4,1 triliun dengan total aset senilai Rp8,6 triliun. Selain laba yang turun, pendapatan perseroan juga melemah 11,04% menjadi Rp12,56 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp14,12 triliun. Di sisi lain, beban pokok perseroan tercatat lebih rendah 14,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode tersebut beban pokok tercatat Rp11,83 triliun, sedangkan tahun sebelumnya Rp13,21 triliun.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…