Laba Bersih Mas Murni Indonesia Naik 9,52%

NERACA

Jakarta – Semester pertama 2019, PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp3 miliar atau naik 9,52% dibanding periode yang sama tahun 2018 yang mencatat laba bersih sebesar Rp2,73 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sementara untuk pendapatan perseroan di semester pertama sebesar Rp89,23 miliar atau naik 62,73% dibanding semester I 2018 yang tercatat sebesar Rp54,83 miliar. Sedangkan beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp47,73 miliar atau naik 62,18% dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp29,43 miliar.

Pada sisi ekuitas tercatat sebesar Rp1,349 triliun atau naik 108,82% dibanding semester I 2018 yang tercatat sebesar Rp646,5 miliar. Adapun kewajiban perseroan tercatat sebesar Rp344 miliar atau turun tipis dibanding semester I 2018 yang tercatat sebesar Rp348 miliar. Sementara itu, kas netto dari aktivitas operasional perseroan tercatat sebesar Rp265,3 miliar atau naik 703% dibanding periode yang sama tahun 2018 lalu yang tercatat sebesar Rp33,77 miliar.

Sedangkan aset perseroan tercatat senilai Rp1,693 triliun atau naik 70,32% dibanding semester I 2018 yang tercatat senilai Rp994,89 miliar. Sebelumnya, perseroan menyampaikan rencana aksi korporasi berupa rights issue atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Disebutkan bahwa periode pelaksanaan dan perdagangan saham tersebut akan mulai dilakukan pada 19 Juni hingga 25 Juni 2019.

MAMI menawarkan sebanyak-banyaknya 7,18 miliar lembar saham kepada para investor dengan nilai Rp 96 per saham. Untuk harga pelaksanaan rights issue sendiri sebesar Rp 100 untuk setiap saham. Setiap pemegang lima saham MAMI berhak mengeksekusi tujuh saham rights issue. Itu berarti rasio rights issue MAMI sebesar 5:7.

Dari aksi korporasi tersebut, MAMI menargetkan dapat meraih dana segar sebesar Rp 718,65 miliar dengan alokasi penggunaan untuk beberapa hal. Pertama, sekitar Rp 27 miliar dari dana tersebut untuk mengambl alih Obligasi Wajib Konversi IUL yang dimiliki Tumaco Pte Ltd. Kedua, MAMI akan menggunakan Rp 370 miliar dari uang tersebut untuk mengambil alih Obligasi Wajib Konversi PT Anugerah Mitra Lestari (AML). Pengambilalihan tersebut membuat MAMI dapat mengonversi obligasi itu menjadi 95,24% saham dalam AML.

Ketiga, MAMI akan menggunakan Rp 80 miliar dana hasil rights issue itu untuk membeli tanah seluas 19 hektare di Desa Megamendung, Cisarua, Bogor. Lahan itu akan dikembangkan untuk menjadi akomodasi resort, outbond, glamping area serta agro and eco-tourism.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…