Pemerintah Ingin 10 Ribu IKM Masuk Pasar Online

NERACA

Jakarta – Kemenperin menargetkan sebanyak 10 ribu pelaku IKM dari berbagai sektor dapat masuk ke pasar online melalui program e-Smart IKM selama periode tahun 2017-2019. Mereka terdiri atas sektor industri makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fesyen, herbal, kosmetik, serta industri kreatif.

“Hingga saat ini, animo peserta cukup tinggi, dengan jumlah peserta yang mengikuti workshop e-Smart IKM telah mencapai sekitar 9.000 pelaku usaha,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, sebagaimana disalin dari siaran resmi.

Total nilai transaksi e-commerce dari seluruh IKM tersebut, tercatat mencapai Rp2,3 miliar. Dari jumlah ini, sebanyak 31,87 persen atau sekitar Rp755 juta berasal dari sektor industri makanan dan minuman.

Program e-Smart IKM yang diinisiasi Kemenperin sejak dua tahun lalu itu sudah mejalin kerja sama dengan para pelaku e-commerce di Indonesia, seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia. “Jadi, kami mendorong pelaku IKM nasional mampu menembus pasar ekspor di tengah era digital atau maraknya perdagangan elektronik (e-commerce),” terangnya.

Menurut Gati, transformasi digital dari proses jual beli konvensional menjadi jual beli online yang semakin marak di Indonesia, menjadikan e-commerce sebagai tantangan sekaligus menjanjikan potensi yang besar pula.

“Kami berharap e-commerce akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM untuk melakukan transformasi digital dengan menggunakan alat promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, serta manajemen relasi dengan pelanggan secara digital,” paparnya.

Melihat kenyataan tersebut, peningkatan kemampuan infrastruktur telekomunikasi, internet, dan data adalah sebuah keharusan. Apalagi, Indonesia mempunyai potensi yang besar seiring dengan semakin berkembangnya penggunaan internet pada masyarakat.

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sepanjang tahun 2017, pengguna internet di Indonesia mencapai 171,17 juta jiwa atau setara dengan 64, 8 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 264 juta orang. Capaian tahun lalu naik 10,12% dibandingkan tahun 2017 yang berada di kisaran 143,26 juta jiwa.

“Penetrasi penggunaan internet itu diharapkan juga dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif yang mendorong efisiensi dan perluasan akses pasar seperti jual beli online,” ujar Gati. Kemudian, didukung pula dengan pengguna aktif smartphone di Indonesia yang terus tumbuh, dari 38,3 juta orang di tahun 2014 menjadi 103 juta orang pada 2018.

“Oleh karena itu, upaya memacu kemampuan SDM industri yang kompeten menjadi sangat penting karena mendukung peningkatan nilai tambah, industrialisasi, dan membuka kesempatan kerja,” ujarnya.

Gati meyakini, revolusi industri 4.0 memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia dan menjadi salah satu cara mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030.

Sementara itu, industri manufaktur memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja lokal seiring dengan peningkatan investasi di dalam negeri. Tidak hanya sumbangsih dari investor skala besar, pertumbuhan di sektor industri kecil dan menengah (IKM) juga mendorong meningkatnya penyerapan tenaga kerja manufaktur.

“Sektor IKM telah menyerap tenaga kerja sebanyak 11,68 juta orang atau sebesar 60 persen dari total pekerja di sektor industri,” kata Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di sektor industri manufaktur pada tahun 2014 sebesar Rp199,1 triliun, naik menjadi Rp222,3 triliun di tahun 2018. Serapan tenaga kerja di sektor industri juga ikut meningkat, yakni dari 15,53 juta orang pada tahun 2015 menjadi 17,9 juta orang di tahun 2018 atau naik 17,4 persen.

Peningkatan investasi tersebut, di sektor industri kecil mengalami penambahan, dari tahun 2014 sebanyak 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha di tahun 2017. Artinya, tumbuh hingga 970 ribu industri kecil selama empat tahun tersebut.

Gati mengemukakan, IKM merupakan sektor mayoritas atau yang mendominasi dari jumlah populasi industri manufaktur di Indonesia. Kontribusinya hingga 99 persen dari semua unit bisnis di sektor industri.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…