Gelar Ekspansi - Banyak Perusahaan Indonesia Disebut Tertarik Investasi di Afrika

NERACA

Jakarta – Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan menyatakan banyak perusahaan Indonesia tertarik berinvestasi di negara-negara Afrika. Menko Luhut menyatakan, Indonesia dan Afrika harus bekerja lebih cepat karena meski banyak perusahaan energi dan infrastruktur Indonesia tertarik berinvestasi di Afrika, namun masih ada hal-hal belum berjalan mulus.

Untuk itu, saat Menko Luhut bertemu dengan Utusan Khusus Uni Afrika Bidang Infrastruktur Raila Amolo Odinga, dalam ajang Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 di Nusa Dua, Bali, sebagaimana disalin dari Antara, Luhut memintanya untuk membantu menyelesaikan sejumlah persoalan tersebut.

"Kami meminta Anda untuk membantu kami dalam menyelesaikan kesepakatan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia-Mozambik dan Indonesia-Kenya, karena Anda adalah mantan Perdana Menteri Kenya, saya harap Anda bisa memainkan peran Anda dalam hal ini. Karena ini bisa membantu memuluskan hubungan perdagangan kedua negara," kata Menko Luhut.

Menurut Menko Luhut, Uni Afrika dapat menjadi pintu bagi banyak peluang kerja sama dengan negara-negara anggotanya. Sementara itu, Odinga mengatakan Uni Afrika memang berperan untuk mengharmonisasikan pembangunan infrastruktur di antara negara-negara anggotanya yang berjumlah 54 negara.

Odinga juga melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terbilang pesat membuat ia yakin Indonesia bisa menjadi mitra kerja sama pembangunan di benua tersebut. "Kami mengundang perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, jalur kereta api. Serta juga di bidang industri seperti industri petrokimia, tembaga, aluminium, obat-obatan dan lain-lain," ujarnya.

Utusan Khusus Uni Afrika juga mengungkapkan, Pemerintah Kenya saat ini telah menetapkan apa yang mereka sebut sebagai Empat Agenda Besar yaitu perumahan yang terjangkau, kesehatan, ketahanan pangan dan perindustrian.

Ketika ditanya wartawan tentang kemungkinan lemahnya kemampuan finansial dari negara-negara Afrika, Menko Luhut mengatakan tentunya ada proses penjajakan dahulu untuk melihat kemampuan mereka.

"Tentunya tidak akan asal saja, kami akan melakukan penjajakan lebih dahulu. Tapi yang sangat saya apresiasi adalah karena confidence mereka dengan Indonesia. Itu yang penting," jawab Menko.

Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan yang juga bertindak sebagai Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur Indonesia-Afrika melakukan rangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa negara Afrika.

Menko Luhut mengadakan pertemuan bilateral dengan delegasi negara Guinea Ekuatorial yaitu Menteri Pertahanan Leandro Ncogo serta Menteri PUPR Diosdado Nsue Medja, serta dengan delegasi negara Madagaskar yaitu Menteri Ekonomi Madagaskar Richard Randriamandrato.

Dalam pertemuan ini Menteri Ncogo menyampaikan keinginan negaranya untuk bekerjasama dengan Indonesia, terutama untuk bidang pertahanan dan pelatihan tenaga medis, sedangkan Menteri Medja mengundang Indonesia untuk mengerjakan infrastruktur transportasi di negaranya seperti kereta api.

Sementara itu, Menteri Randriamandrata juga menyatakan, pemerintahnya tertarik untuk menyelenggarakan Forum Infrastruktur Indonesia-Madagaskar. Menko Luhut berterimakasih atas antusiasme Madagaskar dan mengatakan optimis akan terselenggaranya forum tersebut.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan akan terus berupaya membuka akses pasar produk-produk Indonesia ke pasar non-tradisional, khususnya di kawasan Afrika. Akan dikaji potensi serta peluang dan tantangan perdagangan dan investasi dua arah.

"Dalam pertemuan ini, Indonesia dan Zanzibar sepakat untuk melakukan kajian guna mengidentifikasi potensi serta peluang dan tantangan perdagangan dan investasi dua arah," kata Mendag disalin dari laman Antara.

Mendag menyampaikan, Zanzibar ingin impor tekstil dan beras dari Indonesia dan mengundang Indonesia untuk membangun sektor pariwisata. "Sedangkan dengan Djibouti disepakati untuk memulai proses joint feasibility study yang akan menjadi dasar penentuan bentuk kerja sama, apakah PTA, FTA atau CEPA," ujar Enggar.

Total perdagangan Indonesia-Tanzania pada 2018 mencapai 334,70 juta dolar AS. Jumlah ini terdiri atas ekspor Indonesia ke Tanzania sebesar 263,20 juta dolar AS dan impor sebesar 71,50 juta dolar AS.

Produk ekspor utama Indonesia ke Tanzania antara lain kelapa sawit, pakaian wanita, kertas dan karton, serta mesin pengolahan mineral.

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…