Bangga Papua Bangun Generasi Emas

 

Menyebut kata Papua, tentu akan terbayang kondisi geografis Papua yang sulit dan berdampak langsung terhadap susahnya akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Ketiga hal yang mendasar di Papua ini membutuhkan solusi yang cepat, cermat dan tepat sasaran. Tak heran jika pemerintah setempat mencoba mewujudkannya dalam memberikan akses layanan dasar yang lebih baik agar dapat membangun generasi penerus yang sehat dan kuat serta bangkit dari momok gizi buruk.

Gayung pun bersambut ketika akhir November 2017, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua telah meluncurkan Program perlindungan sosial yang dinamakan Bangun Generasi dan Keluarga Sejahtera atau lebih dikenal dengan istilah "Bangga Papua". Bangga Papua merupakan salah satu terobosan kebijakan strategis daerah yang digagas Gubernur Papua periode 2013-2018 dan 2018-2023, Lukas Enembe untuk mewujudkan Generasi Emas anak-anak asli Papua yang sehat, cerdas dan berkarakter serta dapat turut aktif mengharumkan nama bangsa di mata dunia internasional.

Gubernur Papua ketika meluncurkan program Bangga Papua pada 21 November 2017 silam mengatakan untuk pertama kalinya dalam pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus) di Papua disalurkan langsung ke tingkat rumah tangga, sehingga pemanfaatannya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Papua. “Bangga Papua adalah sebuah program perlindungan sosial bagi orang asli Papua, yang merupakan salah satu terobosan yang kami lakukan dalam pemanfaatan dana otonomi khusus dan merupakan program kontekstual Papua sesuai dengan tantangan dan kondisi pembangunan di Papua,” kata Lukas merefleksi program yang sudah berjalan kurang lebih dua tahun itu.

Perlindungan sosial

Program perlindungan sosial ini dilaksanakan dalam skema pemberian bantuan dana tunai sebesar Rp200 ribu per bulan per anak kepada anak-anak asli Papua dengan usia di bawah empat tahun. Dana bantuan ini ditujukan untuk pembelian bahan pangan bergizi untuk mendukung tumbuh kembang anak. Sumber dana untuk program ini adalah dari dana Otsus dan disalurkan langsung dari Bank Papua ke rekening ibu atau wali yang sah dari anak-anak di bawah usia 4 tahun ini.

Penyaluran dana bantuan tersebut juga disertai dengan edukasi menyeluruh terkait cara pemenuhan gizi yang benar dan cara peningkatan akses anak terhadap layanan kesehatan. Tujuan Edukasi ini agar masyarakat dapat memahami cara pemanfaatan dana bantuan dengan benar, serta menyasar pada perubahan cara pikir masyarakat agar dapat memprioritaskan penggunaan dana hanya untuk kebutuhan anak mereka.

Bangga Papua seperti namanya, merupakan kebanggaan Papua. Melalui program BANGGA diharapkan kualitas sumber daya generasi penerus untuk pembangunan di Tanah Papua dapat terus membaik, melalui peningkatan gizi dan kesehatan anak-anak asli Papua yang berkelanjutan. Meski sepintas program ini tampak cukup sederhana dan mudah dilakukan, yaitu dengan memberikan dana kepada ibu.

Namun, program ini dirancang dan diimplementasikan secara komprehensif serta disesuaikan dengan kondisi pembangunan di tanah Papua, dengan dukungan dari program kerjasama Pemerintah Australia-Indonesia, KOMPAK dan MAHKOTA. Adapun rancangan program diawali dengan sejumlah kajian yang meliputi ketersediaan sarana perbankan, ketersediaan pelayanan dasar serta ketersediaan penyedia bahan makanan bergizi. Kajian hukum juga dilakukan sebelum menyusun regulasi terkait Bangga Papua untuk memastikan bahwa program ini sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

Setelah rancangan program selesai disiapkan, kemudian dilakukan sosialisasi kepada berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan mereka memahami dan mendukung tujuan dari Bangga Papua. Pendataan calon penerima manfaat dilakukan melalui sensus yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten. Salah satu syarat mutlak kepesertaan dalam program ini adalah anak tersebut harus memiliki nomor induk kependudukan (NIK).

Daftar usulan calon penerima manfaat tersebut kemudian diajukan oleh pemerintah kabupaten kepada Pemprov Papua untuk diverifikasi, disahkan dan kemudian dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) Bangga Papua yang terhubung dengan sistem perbankan di Bank Papua. Berdasarkan daftar tersebut Bank Papua turun ke tingkat kecamatan untuk melayani pembukaan rekening oleh ibu-ibu yang memiliki anak berusia di bawah 4 tahun. Selanjutnya, dana ditransfer ke rekening ibu secara berkala.

Proses implementasi

Kini program Bangga Papua telah berjalan hampir dua tahun dan telah diimplementasikan di tiga kabupaten percontohan yakni di Kabupaten Asmat, Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Paniai yang juga merupakan keterwakilan dari tiga wilayah pembangunan berbasis adat yaitu Animha, Lapago dan Meepago dengan rata-rata tingkat kemiskinannya tinggi sehingga indeks pembanguan manusia (IPM) daerah itu juga rendah.

Melalui pola percontohan tersebut, kata Enembe, Pemprov Papua berharap untuk mendapatkan hasil dan model program yang sesuai dalam rangka penurunan angka kemiskinan dan peningkatan IPM, selanjutnya program tersebut akan direplikasi di seluruh kabupaten/kota di Provinsi. Sejak program ini dijalankan, Pemprov Papua sudah berhasil melakukan penyaluran dana program Bangga Papua kepada 20.356 anak orang asli papua, dengan total anggaran sebesar Rp48,6 milyar melalui rekening ibu atau wali penerima manfaat.

Melalui program Bangga Papua, pemerintah Provinsi Papua telah ikut mendukung tercapainya target nasional terkait inklusi keuangan yang menekankan seluruh masyarakat dapat mengakses layanan Bank. Selain itu, juga telah mendukung sistem pendataan kependudukan, khususnya bagi orang asli Papua, dan semua penerima manfaat wajib memilik NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang berbasis KTP-elektronik, sehingga dapat dipastikan masyarakat mendapatkan akses terhadap layanan kependudukan (Kartu Keluarga, Akte Kelahiran dan KTP-el).

 

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…