Regulasi Kondusif Dorong Peningkatan Ekspor Komoditas Pertanian RI

 

NERACA

Jakarta - Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat kinerja ekspor pertanian membaik dalam empat tahun terakhir. Sepanjang 2014-2018 ekspor pertanian menunjukkan peningkatan baik secara volume maupun nilainya.

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM), Prof Ali Agus mengungkapkan pentingnya memelihara capaian ini dengan terus meningkatkan pelayanan prima Kementan, sebagai kementerian yang mendapat tugas pokok dari Presiden pada sektor pertanian.

"Kalau dari sisi peternakan, sedikit demi sedikit saya mengikuti perkembangannya. Misalnya dari tahun ke tahun untuk ekspor peternakan sudah ada peningkatan yang cukup bagus, seperti ekspor ke Jepang dan ke Timor Leste," ujar Prof Ali, Selasa (20/8).

Ali menjelaskan, saat ini pemerintah perlu terus memperbaiki sistem layanan agar mempengaruhi kualitas barang dan harga jual. Langkah ini perlu dilakukan untuk menembus persaingan di pasar ekspor Asia, Eropa dan Amerika.

"Kalau misalnya pelayanan bagus, harganya juga kompetitif, mungkin ekspor kita bisa meningkat jauh dari tahun ke tahun. Walaupun secara umum, yang namanya ekspor dan impor itu kan biasa saja dalam pergaulan antar bangsa. Negara China saja sering kok impor," kata dia.

Ali mengatakan bahwa ke depan Indonesia akan memiliki tantangan besar dan ancaman serius dalam menjaga pertanian dan peternakan secara keseluruhan. Maka itu, diperlukan sistem yang kuat dan penanganan yang tepat untuk menjaga kualitas dan produksi nasional.

"Kita ini punya tantangan besar, khususnya pada kecukupan pangan. Makanya, menurut saya, pemerintah dan pihak terkait harus memperkuat konsolidasi, kemudian memberi pelayanan prima kepada para pelaku usaha dan menjaga keseimbangan suply - demand melalui regulasi yang kondusif, saya kira kuncinya hanya itu," kata dia.

Secara terpisah, Dekan Fakultas Pertanian Univeritas Islam Riau, Ujang Paman Ismail juga mengapresiasi jajaran Kementan dalam meningkatkan ekspor produk pertanian yang terus melambung tinggi. Capaian ini, kata dia, merupakan titik balik, di mana pertanian Indonesia kembali berjaya di pasar dunia.

"Saya melihat dengan berbagai pelepasan ekspor yang dilakukan pemerintah, maka bangsa ini sesungguhnya memulai titik balik kembali berjayanya rempah kita di pasar dunia. Dan itu harus kita apresiasi," kata dia.

Dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu, Kepala Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementan, Ketut Kariyasa menguraikan, pada tahun 2013 ekspor produk pertanian Indonesia masih bertengker pada angka 33,5 juta ton, dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2018 ekspor pertanian mencapai 42,5 juta ton dan meningkat 26,9 persen dibanding tahun 2013.

Demikian juga kalau dibandingkan dengan periode sebelumnya, selama periode 2014-2018, total ekspor pertanian Indonesia mencapai 195,7 juta ton atau meningkat sebesar 28,3 persen dibandingkan total ekspor pertanian pada periode 2009-2013 yang hanya sebesar 152,5 juta ton.

“Nilai ekspor pertanian juga meningkat tajam. Selama periode 2014-2018 total nilai ekspor pertanian Indonesia sebesar Rp 1.957,8 Triliun dan meningkat 26,3 persen dibandingkan total nilai ekpsor pertanian periode sebelumya (2009-2013) yang hanya sebesar Rp 1.549,5 Trilun,” jelas Kariyasa.

Ia memperkirakan, pada tahun ini (2019) ekspor pertanian akan mampu melebihi tahun sebelumnya. Sampai dengan Triwulan II (Januari – Juni)  tahun 2019, jumlah ekspor pertanian telah mencapai 19,8 juta ton, sementara sampai Triwulan II pada tahun sebelumnya (2018) jumlah ekspor pertanian sebesar 18,9 juta ton. Dengan demikian sampai Triwulan II tahun 2019 terjadi peningkatan ekspor pertanian sebesar 4,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kementan terus berupaya untuk meningkatkan ekspor ke depan. Hal ini dilakukan dengan terus meningkatkan produksi dalam negeri melalui berbagai program terobosannya,” kata dia.

Terobosan lainnya yang dilakukan Kementan, sambung Kariyasa, kebijakan mempermudah proses eskpor, perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan budaya, peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi pertanian, serta melakukan diplomasi untuk memperluas jenis komoditas dan tujuan pasar ekspor ke negara-negara baru. mohar

 

 

 

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…