Kinerja Keuangan Melorot - ANJT "Kencangkan Ikat Pinggang" di Operasional

NERACA

Jakarta – Terkoreksinya pencapaian kinerja keuangan PT Austindo Nusantara Tbk (ANJT) di paruh pertama tahun ini, menjadi pertimbangan emiten perkebunan sawit ini untuk mematok target bisnis lebih konservatif di sisa semester kedua. Hal ini sangat beralasan, penurunan harga sawit atau crude palm oil (CPO) dunia masih menjadi tekanan perseroan.

Lucas Kurniawan, Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya seperti dikutip bisnis, perseroan lebih bersikap defensif pada semester II agar bisa meningkatkan kinerja.”Strategi atau upaya yang akan dilakukan perseroan untuk meningkatkan kinerja pada semester II adalah menunda atau menjadwalkan kembali belanja modal,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, perseroan hanya akan menggelontorkan dana untuk penyelesaian pabrik kelapa sawit PKS dan pabrik pengolahahan edamame. Adapun alokasi belanja modal untuk proyek tersebut sebesar US$60 juta. Rencananya pabrik bakal beroperasi pada kuartal III/2019.”Penyelesaian PKS ada di wilayah Papua Barat oleh unit usaha PT Putera Manunggal Perkasa (PMP) serta fasilitas pemrosesan edamame beku melalui unit usaha PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) di Jawa Timur,” ungkapnya.

Selain itu, perseroan juga akan melakukan perampingan di sisi operasional. Mulai dari pemeliharaan kebun sampai dengan jasa konsultasi. Dengan begitu diharapkan kinerja perseroan dapat lebih baik pada akhir tahun.“Kami melakukan efisiensi biaya operasi yang mencakup optimalisasi penggunaan pupuk organik dibandingkan pupuk non-organik, efisiensi dan optimalisasi jasa logistik in-bound dan out-bound, peninjauan kembali jasa konsultasi tidak bersifat utama bagi kegiatan perkebunan,” katanya.

Terakhir, ANJT berupaya untuk melakukan optimalisasi pendapatan dari penjualan produk sampingan. Sebelumnya, perseroan telah melakukan penanaman kembali (replanting) seluas 5.437 ha di Belitung dan Binanga, Sumatra Utara. Perseroan lebih memilih untuk melakukan penanam kembali dibandingkan dengan membuka lahan baru. Perseroan sendiri memastikan kedepan belum berencana membuka kebun baru. Hingga akhir 2019, perseroan memasang target produksi CPO mencapai 263.000 metrik ton dan ini lebih tinggi 6% dibandingkan produksi di tahun 2018. Menurutnya, perseroan masih on track dengan target ini tetapi tetap memantau potensi dampak akibat perubahan iklim. 

Asal tahu saja, pembangunan dua pabrik baru yang mengolah minyak sawit (CPO) dan minyak ketrel sawit (PKO) sudah menjalankan fase uji coba (commissioning). Direktur Utama ANJT, Istini Tatiek Siddharta pernah bilang, pembangunan dan peningkatan fasilitas produksi tersebut merupakan strategi jangka panjang ANJT untuk menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan. Guna mendukung strategi tersebut ANJT melakukan sejumlah program efisiensi seperti dalam konsumsi energi serta melakukan transformasi digital.

Tercatat ANJT membukukan penjualan sebesar Rp830,98 miliar pada semester I/2019. Jumlah tersebut turun 16,58% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp996,11 miliar. Dari sisi keuntungan usaha, ANJT juga mengalami koreksi yang sangat dalam karena perseroan berbalik rugi. Dari posisi laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,99 miliar berbalik menjadi rugi bersih Rp177,70 miliar.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…