Wisudawan IPDN Diingatkan Bahaya Radikalisme dan Rawan Korupsi

Wisudawan IPDN Diingatkan Bahaya Radikalisme dan Rawan Korupsi

NERACA 

Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo mengingatkan kepada 980 wisudawan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tentang bahaya radikalisme dan area rawan korupsi.

Tjahjo mengatakan hal itu dalam sambutannya saat Sidang Senat Terbuka wisuda IPDN, di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Senin (5/8).

Ia meminta para praja yang baru diwisuda untuk menjauhi area rawan korupsi karena korupsi saat ini menjadi salah satu persoalan bangsa yang harus diselesaikan."Tantangan yang berikutnya adalah saling mengingatkan di antara kita, termasuk saya termasuk seluruh pejabat Kemendagri di seluruh tingkatan agar berhati-hati pada area rawan korupsi," ujar Tjahjo.

Ia menyebutkan, area-area yang rawan untuk terjadinya korupsi di suatu institusi, antara lain, penyalahgunaan wewenang, perencanaan anggaran, jual beli jabatan dan pengadaan barang dan jasa."Anda harus hati-hati pada penyalahgunaan wewenang, hati-hati pada perencanaan anggaran, hati-hati pada jual beli jabatan, hati-hati pada pengadaan barang dan jasa," jelas dia.

Tak hanya itu, Tjahjo juga menyebut tiga hal lainnya yang menjadi tantangan bangsa Indonesia, yang perlu dicermati para wisudawan yakni terorisme, radikalisme dan narkoba."Radikalisme dan terorisme menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia , bukan hanya tanggung jawab TNI dan Polri," kata Tjahjo.

Selain itu, musuh besar bangsa lainnya yang harus segera diberantas adalah persoalan narkoba. Oleh karena itu, narkoba yang mengincar generasi muda harus dimusuhi secara bersama."Narkoba ini musuh bangsa ini, musuh generasi ini, ini yang harus anda wujudkan, ingatkan keluarga anda, diri anda semua, jangan sampai terjebak pada masalah narkoba," kata Tjahjo. 

Kemudian Tjahjo meminta wisudawan Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) tahun akademik 2018/2019 untuk memperjuangkan dan menyerap aspirasi masyarakat."Tugas anda belum selesai karena tugas anda yang utama adalah pengabdian pada masyarakat dimanapun anda berada. Teruslah menimba ilmu, serap aspirasi masyarakat dan perjuangkan," kata Tjahjo.

Tjahjo juga meminta para wisudawan yang ditempatkan di berbagai daerah, mampu melayani masyarakat dengan cepat dan ramah karena alumni IPDN sangat dinantikan pengabdiannya di masyarakat."Pelayanan dan kecepatan anda ditunggu masyarakat, layani masyarakat dengan cepat dan ramah. Gerakan dan berdayakan masyarakat sesuai disiplin ilmu yang ada," ujar dia.

Tjahjo juga berpesan agar para wisudawan senantiasa meningkatkan kapasitas diri lantaran wisudawan yang ditempatkan juga berperan dalam membangun tata kelola pemerintahan yang semakin efektif dan efisien.

"Anda juga harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai arahan Presiden. Ingat, tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ketika Anda ditempatkan, adalah membagnun tata kelola pemerintahan yang semakin efektif, efisien, guna mempercepat reformasi birokrasi dalam upaya penguatan otonomi daerah," papar dia.

Ia juga meminta seluruh wisudaan IPDN untuk bersinergi dan berkoordinasi dengan setiap pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas dan keamanan."Tugas anda di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, ingat bahwa anda tidak berdiri sendiri, karena yang namanya Pemerintah ada TNI, Polri, tokoh agama, tokoh adat, serta tokoh masyarakat yang merupakan bagian dari pemerintahan yang harus bersinergi," ujar dia.

Sebanyak 980 Wisudawan yang diwisuda hari ini. Dari 980 wisudawan tersebut, sebanyak 744 yang menjadi purna Praja akan dilantik Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Selasa (6/8)."Selamat dan sukses Anda telah mampu melaksanakan tugasj belajar dengan baik dan besok pagi Insya Allah akan dilantik oleh Wapres," kata Tjahjo.

Dalam kesempatan yang sama Rektor IPDN, Murtir Jeddawi, mengingatkan IPDN dicanangkan sebagai kampus revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Lulusan diharapkan menjadi teladan dan inovasi bagi bangsa."Presiden ingin mencetak bangsa dan SDM yang memiliki perbaikan mental, fisik, spiritual maupun dalam tata kehidupan dan berbangsa serta komitmen moral," ucap Murtir.

Sebanyak 980 orang yang terdiri dari 598 Praja dari Program studi Diploma IV dan 146 orang Praja dari program sarjana, 38 kepamongprajaan, 161 program magister dan 37 program doktor diwisuda pada hari ini. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Dua Pengendali Pungli Rutan KPK Sampaikan Permintaan Maaf Terbuka

NERACA Jakarta - Dua orang pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berstatus tersangka atas perannya sebagai pengendali dalam perkara pungutan…

Ahli Sebut Penuntasan Kasus Timah Jadi Pioner Perbaikan Sektor Tambang

NERACA Jakarta - Tenaga Ahli Jaksa Agung Barita Simanjuntak mengatakan penuntasan kasus megakorupsi timah dapat menjadi pioner dalam upaya perbaikan…

Akademisi UI: Korupsi Suatu Kecacatan dari Segi Moral dan Etika

NERACA Depok - Dosen Departemen Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia (UI) Dr. Meutia Irina Mukhlis mengatakan dalam…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Dua Pengendali Pungli Rutan KPK Sampaikan Permintaan Maaf Terbuka

NERACA Jakarta - Dua orang pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berstatus tersangka atas perannya sebagai pengendali dalam perkara pungutan…

Ahli Sebut Penuntasan Kasus Timah Jadi Pioner Perbaikan Sektor Tambang

NERACA Jakarta - Tenaga Ahli Jaksa Agung Barita Simanjuntak mengatakan penuntasan kasus megakorupsi timah dapat menjadi pioner dalam upaya perbaikan…

Akademisi UI: Korupsi Suatu Kecacatan dari Segi Moral dan Etika

NERACA Depok - Dosen Departemen Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia (UI) Dr. Meutia Irina Mukhlis mengatakan dalam…