PLN Didesak Segera Tinggalkan Energi Fosil

NERACA

Jakarta – Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan bahwa PLN harus beranjak meninggalkan energi berbasis fosil atau konvensional.

"Di negara lain konsep energi fosil sudah mulai ditinggalkan, nah ini harapan saya, PLN harus memiliki bahan bakar yang berasal dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT)," kata Edwin di JCC, Jakarta, Rabu (14/8).

Menurutnya, jika PLN masih belum memikirkan konsep bahan bakar yang terbarukan, akan selamanya PLN sulit mengendalikan biaya produksi. Sebab hingga saat ini bahan bakar yang digunakan adalah fosil atau berbasis minyak.

Sedangkan, minyak saat ini juga masih banyak yang impor, sehingga harga jualnya ditentukan oleh pasar global di mana kendali bukan berada di PLN. "Kalau saja minyak mentah Indonesia naik walau hanya 1 dolar AS, pasti biaya produksi akan terasa naik juga, belum lagi kurs mata uang juga turut mempengaruhi," kata Edwin.

Oleh karena itu, Edwin, sebagaimana disalin dari laman Antara, menjelaskan bahwa potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) bisa diperoleh dari pembangkit listrik tenaga, air, angin, arus laut atau bahkan tenaga surya. Jika konsep tersebut mulai dikembangkan secara serius, maka PLN bisa menekan biaya produksi dan dampaknya adalah harga listrik juga bisa lebih murah untuk dapat dialirkan kepada masyarakat ataupun industri. Ia juga berharap bahwa target bauran energi khususnya di energi baru terbarukan pada tahun 2025 dapat dicapai secara 100 persen sesuai target awal.

Sementara itu, PLN menargetkan akan mengurangi penggunaan batu bara sebagai upaya memangkas ketergantungan energi fosil pada sektor kelistrikan nasional. Tingginya konsumsi batu bara tersebut akibat bertambahnya pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah selesai dibangun PLN dan beberapa perusahaan listrik swasta.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyarankan Pemerintah Indonesia untuk belajar terkait pengelolaan energi ke China dan India, mengingat kedua negara itu berhasil dalam mengembangkan sektor EBT dalam skala besar. "Mereka mulai mengembangkan energi baru terbarukan dan jumlahnya terus meningkat," ujarnya.

Dia menjelaskan kedua negara itu telah mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik, lalu menciptakan EBT yang relatif terjangkau. "China itu negara yang luas, kita bisa belajar. Sementara Eropa dan Amerika Serikat cenderung (luas wilayah) kecil," ungkapnya.

Belakangan China mendorong konstruksi energi terbarukan guna memastikan pembangkit listrik yang bersih untuk mengurangi emisi dan ketergantungan terhadap batu bara. Akhir 2018 total kapasitas listrik terpasang di China mencapai 728 gigawatt (GW). Adapun porsi sumber energi terbarukan berjumlah 38,3 persen atau naik 1,7 persen ketimbang tahun sebelumnya.

Di India, kapasitas listrik terpasang dari sektor tenaga surya meningkat tiga kali lipat dalam kurung waktu tiga tahun terakhir. Pencapaian itu diperkirakan akan terus berlanjut hingga 100 GW dalam enam tahun ke depan, kemudian berlanjut 175 GW sebelum 2030. "Kita bisa belajar ke sana karena saat ini PLTU batu bara mulai dikurangi menjadi energi terbarukan," ungkapnya.

Pada kesempatan lain, Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan pemerintah telah mematok target pada tahun 2025, pasokan pembangkit listrik dari energi panas bumi mencapai 7.200 megawatt (MW).

Dia mengatakan sumber energi panas bumi yang terbukti ramah terhadap lingkungan, pengembangannya mendapat banyak dukungan dari semua pihak bukan hanya dari pemerintah saja. Energi panas bumi bukan hanya energi untuk masa kini, tapi juga untuk besok dan untuk generasi selanjutnya.

"Dukungan pengembangan panas bumi sebagai sumber energi mendapat dukungan dari banyak pihak bukan hanya dari Pemerintah, tapi juga dari rakyat Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan," ujar Arcandra.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan potensi panas bumi yang terbesar dengan total potensi yang mencapai 25,3 GW dan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. munib

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…