Pemerintah Bentuk Sentra Pelayanan Pascapanen Terpadu

NERACA

Jakarta – Kementerian Pertanian membentuk Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) untuk penanganan pascapanen yang baik dan pengelolaan yang terstruktur sehingga dapat menjamin harga jual yang diperoleh petani.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Kementan, Gatut Sumbogodjati, mengatakan SP3T dibentuk karena selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen.

"Bahkan, ada yang dijual secara tebasan ketika gabah masih ada di lahan. Tentunya kami tidak diam begitu saja dengan kondisi tersebut. Kami berikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU, dan mesin packing untuk UPJA (unit pengelolala jasa alat mesin pertanian," kata Gatut di Jakarta, disalin dari Antara.

Ia berharap melalui bantuan tersebut tidak terjadi lagi gabah rusak ketika musim hujan akibat tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya. Bahkan, dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas.

Menurut dia, petani padi dapat menyesuaikan kemasan beras dengan kearifan lokal setempat yang tentunya akan memberikan nilai plus bagi produk yang dipasarkan. Gatut menegaskan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang diberikan Kementan ke daerah sesuai dengan kebutuhan atau misi daerah setempat untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.

Ia mencontohkan daerah yang dikunjungi beberapa saat lalu, yakni Desa Guntung Ujung Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan untuk meresmikan bantuan Alsintan dari Kementan berupa paket SP3T UPJA.

Dalam kunjungan ini, tidak hanya meresmikan SP3T UPJA Berkat bersama Bupati Banjar Khalillurrahman, tapi juga melaunching Beras Mayang Gambut Khas Banjar "Karindangan". Perlu diketahui, dalam kesempatan yang sama saat itu, dilakukan penandatangan nota kesepakatan antara UPJA dengan Mini Market Pinus, Mini Market Az-Zahra dan Ponpes Darul Hijrah Putri. Lembaga-lembaga tersebut siap menerima hasil produksi beras berapapun banyaknya dari UPJA Berkat Bersama.

Sebelumnya, dalam rangka mengembangkan pertanian modern, pemerintah melalui Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa alat dan mesin pertanian (alsintan), mulai dari pengolahan sampai tahap panen dan pasca panen, kepada para petani di sejumlah wilayah di Indonesia.

Nuril Huda, petani jagung asal Lamongan, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa penggunan alsintan berdampak pada peningkatan jumlah produksi hingga dua kali lipat."Misalnya bantuan mesin pengolahan atau rotary dryer dan mesin traktor, yang sangat efektif memudahkan kami bercocok tanam," ujarnya.

Namun begitu Nuril menyimpan sedikit harapan. Ia berharap pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan bantuan bibit dan benih unggul. "Seperti (bantuan) penanggulangan hama tikus dan benih unggul, karena (benih) yang ada kurang maksimal," ungkapnya.

Direktur Jendral PSP Kementan Sarwo Edhy mengatakan bahwa produksi jagung harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan akselerasi ekspor. Dengan bantuan yang ada, dia juga berharap petani lebih giat dan bersemangat dalam bercocok tanam.

"Saya mengharapkan petani semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri. Apalagi kami mengemban visi dan misi sebagai institusi pendukung Direktorat Jenderal Komoditas, khusus jagung," katanya.

Komitmen PSP tersebut menyikapi produksi jagung di seluruh Indonesia yang mulai meningkat, khususnya di Kabupaten Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan. “Pemerintah juga akan meningkatkan bantuan," janjinya.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus memfokuskan pengembangan pertanian modern secara merata di seluruh wilayah Indonesia melalui program mekanisasi alat pertanian (alsintan) modern hingga ke daerah pinggiran atau terluar.

Direktur Alat Mesin Pertanian sekaligus Ketua Tim Kerja Pertanian 4.0, Andi Nur Alam Syah mengatakan Kementan mulai tahun ini fokus pada penyediaan alsintan dalam mendukung program optimalisasi lahan rawa dan mekanisasi pertanian. Hal ini merupakan langkah mempercepat pembangunan pertanian Indonesia 4.0.

"Selama ini mekanisasi pertanian lebih difokuskan di daerah di Jawa dan sentra produksi. Kami ubah kemajuan mekanisasi pertanian difokuskan dari daerah pinggiran sehingga sektor pertanian ke depan benar-benar modern," kata Andi.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…