NERACA
Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) pemilik gerai Alfamart ini mengakusisi perusahaan yang bergerak dalam program poin member bersama yakni, PT Global Loyalty Indonesia (GLI). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Direktur PT Sumber Alfaria Tijaya Tbk, Tomin Widian, perseroan mencaplok sebesar 75% atau 15.000 lembar saham di perusahaan yang lebih dikenal dengan brand Ponta tersebut.”Untuk akuisisi 75% saham di GLI kami mengeluarkan dana investasi sebesar Rp17,8 miliar,”ujarnya.
Lebih lanjut Tomin menuturkan apabila akuisisi dilakukan perseroan untuk memperkuat sinergi program poin member bersama (membership program) yang dikembangkan GLI dengan program aplikasi promosi dan belanja yang dikembangkan perseroan. Sebagai informasi, perseroan mencatat pendapatan neto sebesar Rp36,16 triliun hingga periode 30 Juni 2019 naik dari pendapatan neto Rp32,81 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Laba bruto naik menjadi Rp7,19 triliun dibandingkan laba bruto tahun sebelumnya yang Rp6,45 triliun dan laba usaha meningkat menjadi Rp731,99 miliar dari laba usaha Rp563,89 miliar. Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan badan diraih sebesar Rp522,73 miliar naik dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp264,66 miliar. Laba periode berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk diraih Rp400,36 miliar naik dari laba Rp218,08 miliar tahun sebelumnya.
Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal senilai Rp2 triliun untuk membuka 500 gerai baru. Disampaikan Tomin, belanja modal bakal digunakan untuk pembukaan gerai baru, memperpanjang masa sewa dan merenovasi gerai-gerai.”Belanja modal selama 2019 yang dianggarkan sekitar Rp2 triliun, selain pembukaan gerai baru tentunya kami masih akan memperpanjang dan merenovasi gerai-gerai yang sudah ada sekarang ini," ungkapnya.
Selain menambah gerai, AMRT juga tengah mengkaji penutupan gerai. Menurutnya, jumlah gerai yang ditutup pada tahun ini tidak akan sebanyak 2018. Pada 2018, perseroan melakukan penutupan sekitar 200 gerai-300 gerai. Pada 2019, AMRT memproyeksikan pertumbuhan pendapatan bakal berada pada kisaran 8%-10%. Target pertumbuhan ini berada di atas pertumbuhan minimarket 2018. AMRT memproyeksikan pertumbuhan rerata penjualan per toko (SSSG) mencapai 5% pada 2019.
Kinerja AMRT tergolong masih moncer. Laba bersih perseroan melonjak tahun lalu karena tingkat pertumbuhan pendapatan bersih yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan beban operasional, kenaikan margin karena variasi produk, serta adanya peningkatan penghasilan berbasis fee serta turunnya beban keuangan perseroan.
Peningkatan penjualan tentunya masih didukung oleh promo menarik pada saat weekend dan juga promo menjelang liburan serta melakukan “Store Clustering”, dimana barang-barang yang tersedia di alfamart disesuiakan dengan kebutuhan sekitar dimana masing-masing toko berada.
Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…
Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…
Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…
Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…
Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…
Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…