Bangun BTS dan Serat Optik - Bali Towerindo Raih Pinjaman Rp 150,7 Miliar

NERACA

Jakarta -Danai pembangunan BTS, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) memperoleh fasilitas pinjaman senilai Rp150,7 miliar dari PT Bank Sinarmas Tbk (BMAS). Fasilitas dengan dua term yakni term loan XV dan term loan XVI itu berdasarkan perjanjian pada tanggal 5 Agustus 2019.

Wakil Direktur BALI, Lily Hidayat dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (7/8) mengatakan, pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan menara BTS (base transceiver Station) dan pembiayaan pembangunan jaringan serat optik.“Pada tanggal 5 Agustus 2019, perseroan telah menandatangani perjanjian fasilitas term loan XV dan term loan XVI dengan Bank Sinarmas,”ujarnya.

Rincinya, fasilitas term loan XV senilai Rp49,2 miliar dengan tenor 84 bulan setelah pencairan kredit. Dana pinjaman itu akan digunakan untuk membangun menara BTS jenis microcell pole. Sedangkan fasilitas term loan XVI senilai Rp101,5 miliar dengan tenor 84 bulan. Selanjutnya pinjaman itu akan digunakan untuk membiayai pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH) di daerah Jabodetabek.

Sebagai informasi, perseroan optimis target pendapatan tahun ini sebesar Rp 600 miliar dapat tercapai. Pasalnya, sampai dengan kuartal kedua perseroan dapat mengantongi pendapatan sebesar Rp300 miliar atau 50% dari total target 2019. Perseroan mengungkapkan, kinerja perseroan selalu meningkat setiap kuartal. BALI menargetkan setidaknya bisa mendapatkan EBITDA margin antara 66%-68%. Selain itu perseroan juga menyiapkan dana sebesar Rp500 miliar untuk belanja operasional. Adapun, pendanaanya berasal dari arus kas perusahaan dan pinjaman bank.

Sementara itu, setengah penggunaan belanja modal akan digunakan untuk penambahan menara microcell pole (MCP) sebanyak 500 unit. Lalu, penambahan jaringan fiber to the x (FTTX) sebanyak 60.000 home passed. Di luar itu, Lily menyebut perusahaan belum ada rencana akusisi tower baik milik operator telekomunikasi atau kompetitor sesama perusahaan menara.

Direktur BALI Robby Hermanto pernah bilang, MCP pembangunan akan difokuskan di Jabodetabek, Surabaya, dan Bali. Menurutnya, lokasi tersebut baik secara pengembangan usaha, PDB, dan kepadatan. BALI, lanjutnya, akan lebih fokus membangun menara MCP lantaran untuk saat ini pasar lebih membutuhkan menara MCP dibandingkan dengan menara makro. Lebih lanjut dia melihat pembangunan menara makro mulai jarang sehingga BALI tidak akan berinvestasi di bidang tersebut. 

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…