Laba Bersih Madusari Murni Terkoreksi 4,199%

NERACA

Jakarta – Perusahaan manufaktur kimia, PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) mencatatkan laba bersih di semester pertama tahun ini sebesar Rp31,48 miliar atau turun 4,199% dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp32,86 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Melorotnya kinerja keuangan juga terlihat dari perolehan pendapatan di paruh pertama 1,354% menjadi Rp 546,161 miliar, dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp553,68 miliar. Sedangkan, total beban pokok pendapatan turun 1,06% menjadi Rp363,7 miliar dibanding akhir semester I 2018 yang tercatat sebesar Rp376,66 miliar. Adapun pada catatan ekuitas tertulis Rp1,164 triliun atau naik 0,17% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp1,162 triliun. 

Sedangkan kewajiban perseroan tercatat senilai Rp680,43 miliar atau mengalami peningkatan 3,51% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat senilai Rp705,27 miliar. Sementara aset perseroan tercatat senilai Rp1,845 triliun atau turun 1,23% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat senilai Rp1,868 triliun. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 200 miliar untuk pengembangan bisnis dan termasuk penambahan kapasitas produksi. Diharapkan dengan penambahan kapasitas produksi tersebut, MOLI bisa membukukan pertumbuhan naik 20%.

Selain menambah kapasitas produksi guna memacu pertumbuhan bisnis, perseroan juga menggenjot pasar ekspor yang ditargetkan tumbuh3% sampai 5%. Saat ini, pasar ekspor perseroan ada di lima negara dan diantaranya Singapura, Filipina dan Vietnam. Kedepan perseroan juga tengah menjajaki pasar baru yakni Thailand, Australia dan Jepang.

MOLI sendiri diketahui memiliki pabrik dengan kapasitas 80 juta liter per tahun dan utilitasnya sudah 100%. Perusahaan memang berencana menambah satu lagi pabrik di Lampung dengan kapasitas 50 juta liter per tahunnya, hanya saja masih tertunda dan salah satu penyebabnya soal ketidakpastian regulasi. Sejauh ini penjualan masih didominasi lokal sebanyak 60% dan sisanya ekspor sekitar 40%. Salah satu pelanggan besar perseroan ialah perusahaan beverages asal Filipina bernama Tanduay Distiller Inc. yang sepanjang tiga bulan pertama tahun ini menyumbang Rp 94 miliar bagi revenue MOLI, atau naik 9,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 86 miliar.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…