Saham Beredar Kurang 7,5% - BEI Suspensi Saham Airasia Indonesia

NERACA

Jakarta - Lantaran belum memenuhi aturan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) soal free float atau peredaran saham di publik minimal 7,5%, menjadi alasan bagi BEI untuk melakukan penghentian sementara atau suspense perdagangan saham PT Airasia Indonesia Tbk (CMPP) di pasar reguler dan tunai sejak sesi I perdagangan tanggal 5 Agutus 2019.

Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI, Goklas Tambunan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyampaikan, hingga tanggal 30 Juni 2019, CMPP belum memenuhi ketentuan V.1 Peraturan I-A terkait minimal saham beredar.”EI telah memberikan peringatan tertulis III dan denda kepada CMPP atas belum terpenuhinya ketentuan tersebut sampai dengan tanggal 30 Juni 2019,”ujarnya.

Untuk diketahui, dalam ketentuan V.1 Peraturan I.a menyebutkan, jumlah saham yang dimiliki pemegang saham non pengendali dan bukan pemegang saham utama paling kurang 50 juta saham dan minimal 7,5% dari jumlah saham dalam modal disetor. Sementara hingga saat ini, komposisi kepemilikan CMPP adalah PT Fersindo Nusaperkasa sebanyak 49,16% saham dan AirAsia investment Ltd 49,25%, sedangkan sisanya atau 1,59% saham di kuasai publik.

Sebagai informasi, meski masih mencatatkan rugi di kuartal pertama tahun ini, CMPP masih  optimistis dapat mencetak laba. Direktur Utama AirAsia Indonesia, Dendy Kurniawan pernah bilang, kondisi bisnis penerbangan pada tahun ini dinilai lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.“Mudah-mudahan laba trennya kan sudah keliatan, tahun lalu karena faktor-faktor eksternal, sehingga kami rugi,” ujarnya.

Dia optimistis apabila faktor-faktor yang dapat menekan kinerja perseroan tersebut pada tahun ini tidak terjadi, emiten berkode saham CMPP tersebut mampu mencetak laba. Pasalnya, pada saat itu, kurs rupiah yang melemah dan harga minyak yang naik membuat biaya operasional membengkak.

Kuartal I/2019, pendapatan CMPP meningkat 58% menjadi Rp1,33 triliun dari pendapatan tahun sebelumnya yang tercatat Rp843 miliar. Peningkatan pendapatan tersebut dikontribusikan oleh meningkatnya tingkat keterisian menjadi 87% yang pada tahun sebelumnya hanya tercatat 80%. Selain itu utilisasi CMPP turut meningkat menjadi 12,2 jam per harinya.

Alhasil, rugi bersih CMPP pada kuartal I/2019 dapat ditekan menjadi Rp79,39 miliar dari rugi tahun sebelumnya yang Rp273,14 miliar. “Kami masih me-maintain harga, sebenarnya kalau mau untung kami naikkan Rp100.000 saja dari total 1,8 juta penumpang kami sudah bisa untung. Kami masih komitmen memberikan harga yang terjangkau kepada masyarakat,”kata Dendy.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…