Kinerja Keuangan Tertekan - Indofarma Masih Bukukan Rugi Rp 8,42 Miliar

NERACA

Jakarta – Performance kinerja keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) masih tertekan sepanjang semester I/2019, setelah mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 12,04%. Dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, Rabu (31/7), emiten farmasi ini membukukan penjualan bersih senilai Rp368,81 miliar turun 12,04% dari priode yang sama tahun lalu  sebesar Rp419,29 miliar.

Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan turun 2,84% dari Rp264,33 miliar pada semester I/2018 menjadi Rp256,83 miliar. Sehingga, perseroan menghasilkan laba kotor Rp111,98 miliar, turun 27,73% secara tahunan dari Rp154,95 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban penjualan turun menjadi Rp70,98 miliar dari sebelumnya Rp78,71 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi naik menjadi Rp49,9 miliar dari sebelumnya Rp45,78 miliar.

Dari perolehan itu, emiten berkode saham INAF ini membukukan rugi usaha sebesar Rp8,42 miliar pada semester I/2019, dari sebelumnya laba Rp30,01 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, perseroan membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp24,35 miliar pada semester I/2019. Realisasi ini jauh dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat laba senilai Rp253,19 miliar.

Di sisi lain, nilai aset INAF menyusut dari Rp1,44 triliun pada 2018 menjadi Rp1,4 triliun. Sementara itu, liabilitas dan ekuitas perseroan masing-masing sebesar Rp927,56 miliar dan Rp472,29 miliar. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 83 miliar untuk ekspansi bisnis. “Saat ini perseroan melakukan 9 kerjasama bisnis aliansi strategis bersama mitra internasional yang diinisiasi sejak tahun 2018. Rinciannya terdiri dari 4 join operation dan 5 bisnis joint venture,”kata Direktur Keuangan dan SDM Indofarma, Herry Triyatno.

Menurutnya, strategi mendiversifikasi portfolio bisnis diyakini dapat memperbaiki kinerja keuangan dan oleh karena itu, dirinya menyakini tahun ini perseroan mampu mencetak laba sebesar Rp 6 miliar dengan pendapatan tumbuh sebesar 13% dari capaian tahun sebelumnya. Disampaikannya, setidaknya ada beberapa project yang akan di groundbreaking tahun ini yakni pembangunan produksi bahan medis habis pakai. Ditargetkan akan diproduksi secara komersil di pabrik INAF di Cibitung tahun depan. Project ini bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan. "Outputnya peralatan medis sekali pakai seperti kateter, selang untuk kebutuhan operasi. Agreement sudah selesai, tinggal selesaikan funding, kita bangun tempat lalu operasional,"ujar Herry.

Selain itu, perusahaan juga membidik join operation dengan perusahaan asal Amerika Serikat yang berbasis di India untuk pengembangan Oncology product atau obat untuk cancer. Saat ini diakui Herry sedang dalam tahap penjajajakan. Ditargetkan, JoA signing akan rampung di tahun ini dan mulai diproduksi komersial pada tahun 2021. Saat ini, lanjutnya, perseroan masih penjajakan dan mudah mudah jalan. Nantinya, oncology product akan memberikan marjin yang cukup tebal, beda dengan obat generic yang murah.

Herry mengakui, industri farmasi masih menghadapi tantangan yang cukup berat, hal ini terlihat dari kinerja perseroan hingga triwulan pertama 2019 yang juga masih belum menggembirakan.

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…