Inovasi Jadi Tantangan Produksi Migas Nasional

NERACA

Jakarta – Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI), Abdul Haris menyebut minimnya kegiatan eksplorasi, inovasi dan pengembangan teknologi baru dalam eksplorasi migas telah menjadi tantangan produksi migas nasional yang terus menurun hingga saat ini.

Haris menjelaskan produksi migas di Indonesia sejak tahun 1990-an terus mengalami penurunan yang berkelanjutan. “Penurunan tersebut tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan yang terus meningkat,” ujarnya.

Padahal, migas memiliki peran penting dan strategis dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia, khususnya sebagai sumber pendapatan negara, memenuhi kebutuhan bahan bakar domestik, sumber bahan baku industri dan menciptakan efek berantai kegiatan ekonomi.

Indonesia, lanjut Haris, juga memiliki peluang untuk mengembalikan kekuatan sektor migas karena cadangan minyak nasional masih cukup banyak. “Teknologi sekarang memungkinkan kita mencari inovasi yang bisa membangkitkan minyak yang tersimpan. Karena pada dasarnya minyak yang tersimpan itu masih lebih dari 50-an persen. Secara ‘recovery factor’ (yang telah dieksploitasi) itu hanya 30 persen,” katanya, seperti dikutip Antara (31/7).

Secara rinci, ada 60 cekungan migas di Indonesia, di mana 22 cekungan di antaranya belum dibor, 13 cekungan telah dibor tapi belum ada penemuan, 8 cekungan dengan penemuan tapi belum berproduksi dan 16 cekungan produksi.

Lebih lanjut, Haris mengungkapkan perlu ada paradigma baru dalam eksplorasi migas menyusul kegiatan tersebut masih terus menggunakan model konvensional sejak beberapa dekade lalu.

Paradigma baru dalam kegiatan eksplorasi migas itu antara lain dengan tidak hanya menyasar pencarian cadangan sistem petroleum tapi juga ke batuan induk sebagai penyuplai migas. “Pengembangan teknologi ini dikenal dengan ‘shale hidrokarbon’,” imbuhnya.

Paradigma lainnya, yakni menentukan prospek cadangan tidak lagi hanya didasarkan pada porositas primer tapi juga pada porositas sekunder. Kemudian, “basement” yang selama ini menjadi batuan dasar dalam lapisan sedimen ternyata memiliki potensi yang besar sebagai reservoir migas. “Paradigma baru ini harus menjadi fokus pengembangan inovasi dan teknologi eksplorasi migas,” katanya.

Sementara itu, secara terpisah, anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi mengutarakan harapannya agar pemerintah dapat membuat kebijakan eksplorasi migas yang lebih ramah kepada investor agar semakin banyak pihak yang mau melakukan eksplorasi di berbagai kawasan Nusantara. "Kami mengharapkan pemerintah kedepan membuat kebijakan yang lebih ramah kepada investor, khususnya investasi eksplorasi migas," kata Kurtubi.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan dari 16 blok eksplorasi hanya tiga blok yang berhasil ditemukan kandungan minyak dan gas atau tingkat kesuksesannya kurang dari 20 persen. "Memakai kacamata statistik, dari 16 blok eksplorasi kalau itu berhasil berapa? Hanya tiga," ujar Arcandra.

Arcandra mengatakan pemerintah terus berupaya mengejar defisit kebutuhan migas agar tidak mengandalkan pasokan dari luar negeri demi menciptakan kedaulatan energi. Kebutuhan minyak Indonesia saat ini mencapai 1,4 juta barel perhari. Sementara produksi dari blok-blok yang sudah ada kurang dari 800 ribu barel perhari. Artinya, Indonesia harus mengimpor sebesar 600 ribu barel perhari.

Adapun Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengatakan sektor industri minyak dan gas yang berada di hulu ketidakpastiannya sangat tinggi. "Tidak semua bisa diprediksi dengan pas. Kegagalan eksplorasi maupun kegagalan eksploitasi itu pasti ada," ujar Jonan.

Menurut Jonan, pembuktian keberhasilan pertambangan di sektor industri migas hanya bisa dilihat dari aspek untung dan rugi. Dia mencontohkan Lapangan Banyu Urip di Cepu. Jonan mengatakan sekitar 30 sampai 40 tahun lalu Pertamina dan Humpuss mencari cadangan migas, tapi tidak ketemu. Cadangan tersebut baru ketemu saat Exxonmobile diberi izin berproduksi dan mengelola blok tersebut. munib

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…