Wapres : Indonesia Punya Potensi Besar di Energi Terbarukan

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam penyediaan bahan dasar untuk energi terbarukan, seperti panas bumi, air, panas matahari dan angin. “Potensi kita cukup besar, geothermal cukup kira -kira bisa mencapai 40 ribu megawatt, mungkin lebih malah. Hidro kira-kira bisa 60 ribu megawatt potensinya, selama hutan kita baik,” kata Wapres JK saat memberikan pidato kunci di Mini Seminar Geopolitik Transformasi Energi di Bimasena Lounge Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (31/7).

 

Peralihan energi dari bahan baku fosil menjadi terbarukan sudah menjadi kebutuhan bagi negara-negara di dunia. JK mengatakan peralihan tersebut disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar fosil, seperti minyak, batu bara dan gas, yang terus naik, serta dampak buruknya terhadap lingkungan. “Oleh karena itu, kebijakan tentang ‘renewable energy’ menjadi kebijakan semua negara di dunia sehingga ada suatu pembanding. Indonesia juga mempunyai program jangka panjang bahwa ‘renewable energy’ akan menjadi yang terbesar sampai tahun 2025,” jelasnya.

 

Pemerintah menargetkan ketersediaan energi terbarukan di Indonesia akan mencapai 25 persen pada 2025, dan untuk mewujudkannya perlu investasi besar, kata Wapres. “Sekarang baru kira-kira 11 (persen) kita punya. Dan kita harus melipatduakan apa yang ada sekarang ini, dibutuhkan investasi yang sangat besar,” tambahnya.

 

Setiap energi terbarukan memang memiliki keterbatasan, seperti energi matahari hanya efektif sekitar 40 persen karena ada kendala awan mendung, kemudian panas bumi hanya efektif 20 persen. Oleh karena itu, setiap pembangkit listrik dari energi terbarukan tidak bisa tunggal dan harus memiliki sumber terbarukan lain sebagai pendamping. “Jadi harus ada pendampingnya, kalau geothermal bisa 90 persen, hidro bisa kira-kira 80 persen,” kata Wapres. Oleh karena itu, Pemerintah akan terus berupaya untuk mewujdukan target 25 persen ketersediaan energi terbarukan tersebut dengan menerapkan kebijakan-kebijakan terkait.

 

Menurut pengamat energi Febby Tumiwa, adanya EBT adalah sebuah tantangan dan juga motivasi untuk bisa memperbaiki penyediaan energi listrik. Namun dalam hal penyediaannya diperlukan usaha yang kuat dalam hal penyediaan kapasitas. Karena hal itu agar bisa dipakai pada semua kebutuhan. “Hadirnya teknologi EBT juga harus mendapatkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat serta para pelaku usaha untuk menggunakannya. Hal yang perlu ditingkatkan hanya rasa optimistis mengingat masih banyak keterbatasan,” ungkap Febby.

 

Salah satu energi terbarukan yang telah dikembangkan oleh anak negeri adalah energy storage system berupa baterai penyimpanan energi dengan skala besar. Adanya teknologi ini diharapkan dapat membantu program pemerintah demi mendorong pemanfaatan energi yang berasal dari sumber energi terbarukan hingga 23% pada 2025 nanti. Positifnya, perangkat energi ini dapat menampung beberapa sumber alam alami seperti angin, matahari, dan air yang nantinya bisa disalurkan untuk menggerakkan energi terbarukan dengan biaya yang lebih hemat. PT PLN (Persero) terus mengejar target bauran energi nasional 23% pada 2025.

BERITA TERKAIT

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…