Kinerja Keuangan Negatif - Bisnis Properti Milik PP Properti Jeblok

NERACA

Jakarta - PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan laba bersih di semester pertama 2019 sebesar Rp158,53 miliar atau turun 12,22%  dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp180,066 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, Selasa (30/7).

Seiring penurunan laba bersih, penjualan dan pendapatan usaha perseroan sepanjang semester pertama juga ikut terkoreksi 27,5% menjadi sebesar Rp804,1 miliar, dibanding semester I tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp1,109 triliun. Sedangkan, total beban pokok penjualan dan beban usaha turun 30,39% menjadi Rp658,4 miliar dibanding akhir semester I 2018 yang tercatat sebesar Rp945,9 miliar.   

Pada catatan ekuitas tertulis Rp5,89 triliun atau naik 1,23% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp5,818 triliun. Sedangkan kewajiban perseroan tercatat senilai Rp11,34 triliun atau mengalami peningkatan 6,47% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat senilai Rp10,65 triliun.  Sementara aset perseroan tercatat senilai Rp17,23 triliun atau naik 4,61% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat senilai Rp16,47 triliun.

Direktur Keuangan PPRO, Indaryanto pernah bilang, sepinya capaian PPRO di paruh pertama tahun ini tak lepas dari kondisi industri yang masih dihantui dampak kenaikan bunga tahun lalu. “Plus momen pemilihan umum (pemilu) serta Idul Fitri masih menjadi sentimen negatif,” ujarnya.

Meskipun demikian, dirinya menyakini target tahun ini bisa tercapai. Pasalnya, raihan marketing sales biasanya lebih banyak pada semester II mengingat tidak adanya perhelatan politik. Hal senada juga disampaikan Direktur Realty PT PP Properti Tbk, Galih Saksono. Disampaikannya, perseroan  optimistis pada semester kedua 2019 penjualan produk propertinya akan meningkat dua kali lipat. Hal itu ditopang oleh antusias di pasar properti di sejumlah kota besar di Indonesia setelah gelaran Pilpres 2019.

Antusiasme pembeli di pasar properti setelah gelaran pemilu, kata Galih, tercermin dari data pemasaran PP Properti selama Juli 2019 myang mengalami peningkatan 20% dibandingkan bulan sebelumnya. Pemasaran produk-produk PP Properti di kota-kota besar Indonesia seperti Surabaya, Semarang, Malang, Bandung dan lainnya mengalami pertumbuhan secara merata.

Galih mengatakan, dengan antusiasme pasar serta akan adanya beberapa investor yang sudah bersiap-siap untuk mendukung PP Properti di semester kedua 2019, menjadikan pihaknya optimistis dengan target penjualan Rp 4,2 triliun di tahun ini."Harapannya memang pemasaran di semester kedua ini akan lebih baik. Sehingga, kita juga optimistis dengan target yang telah ditetapkan," tambah Galih.

Galih melanjutkan, untuk tahun ini PP Properti masih mengandalkan sejumlah proyek di Surabaya, Semarang, Malang dan Bandung. Khusus untuk di Jatim, setelah tower Caspian yang baru saja melangsungkan penutupan atap (topping off), PP Properti akan tetap melanjutkan pembangunan tower Orlin, Western dan Grand Sagara.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…