Dampak Bisnis Otomotif Lesu - Adira Catatkan Pembiayaan Baru Tumbuh 4%

NERACA

Jakarta – Semester pertama 2019, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 19,1 triliun atau naik 4% dibandingkan priode yang sama tahun lalu. Dimana segmen sepeda motor naik 9% dan segmen mobil stagnan di 0% di tengah penjualan industri mobil baru menurun sebesar 13%. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (29/7).

Disebutkan, pembiayaan mobil ADMF di paruh pertama sebesar Rp 8.07 triliun atau naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,05 triliun. Mobil penumpang berkontribusi sebesar 64% dari total pembiayaan mobil, sementara sisanya sebesar 36% berasal dari segmen mobil komersial. Keterlambatan keseluruhan dalam pengeluaran infrastruktur sebagai dampak dari pemilihan presiden baru-baru ini dan penurunan harga komoditas mendorong kelemahan di pasar segmen komersial.

Sementara, penjualan sepeda motor ADMF tumbuh sebesar 9% menjadi Rp 9,9 triliun di semester pertama. Segmen sepeda motor baru naik 11% menjadi Rp 7,3 triliun sementara segmen sepeda motor bekas tumbuh sebesar 5% menjadi Rp 2,6 triliun.  Di semester pertama 2019, laba bersih Adira Finance naik 9% (y/y) mencapai Rp 949 miliar dibandingkan priode yang sama tahun lalu. Pendapatan bunga naik sebesar 12% menjadi Rp 5,89 triliun sementara beban bunga naik 15% menjadi Rp 2,33 triliun.

Pendapatan bunga bersih naik 10% menjadi Rp 3,55 triliun sehingga menghasilkan margin bunga bersih sebesar 14,2%. Biaya operasional hanya naik 5% menjadi Rp 1,79 triliun yang menghasilkan pertumbuhan laba bersih sebesar 9%. ROAA dan ROAE perusahaan masing-masing mencapai 6,0% dan 28,8%. Sementara NPL perseroan berada di level 1,9% dari piutang yang dikelola di 1H2019.”Kehati-hatian perseroan dalam menyalurkan pinjaman terus mendukung praktek manajemen risiko yang prudent,”kata I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance.

Disampaikanya, pada kuartal kedua tahun ini perseroan telah memperoleh dana yang berasal dari pinjaman sindikasi yang ke 7. “Kami telah memasuki pasar pinjaman sindikasi sejak tahun 2013. Pada pinjaman sindikasi ini, kami mendapatkan fasilitas pinjaman berjumlah US$ 350 juta dengan tenor 3 tahun,”ungkapnya.

Perseroan, lanjut I Dewa Made Susila, akan melakukan lindung nilai sepenuhnya dalam pinjaman dollar AS menjadi kurs tetap dalam rupiah ketika perseroan menggunakan fasilitas ini. Pinjaman ini akan dipergunakan untuk mendukung bisnis pembiayaan perseroan dan membantu dalam pencapaian pertumbuhan pembiayaan sekitar 5%10% di tahun 2019.

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…