Buah Karya Anak Bangsa - Hino Masih Menunjukkan Eksistensinya di Pasar Ekspor

NERACA

Jakarta – Lesunya pasar otomotif dalam negeri tahun ini dengan berbagai faktor, seperti politik hingga sentimen global perang dagang Amerika dan China, dirasakan pula dampaknya bagi pelaku industri kendraan komersial atau niaga. Namun demikian masih ada optimisme permintaan pasar kendaraan komersial masih tumbuh. Hal ini dipicu geliatnya industri pertambangan, perkebunan hingga logistik pada paruh kedua tahun ini yang membawa berkah bagi industri kendaraan komersial atau niaga. Tengok saja, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) tidak merevisi target penjualan untuk tahun ini dan perusahaan masih menaruh asa penjualan pada semester II/2019 lebih baik dari pada paruh pertama.

Direktur Penjualan dan Promosi HMSI, Santiko Wardoyo mengatakan, hingga sejauh ini HMSI tidak merevisi target penjualan. Penjualan diharapkan membaik pada semester kedua setelah pesta demokrasi selesai dan aktivitas bisnis kembali normal. Diakuinya, tidak mudah untuk mengejar target penjualan yang dipatok sebanyak 45.000 unit pada tahun ini pada semester kedua. Selain faktor domestik seperti situasi politik, kinerja harga komoditas juga belum stabil karena perang dagang.

Dia menjelaskan, hampir semua sektor yang selama ini menjadi pendorong permintaan truk seperti logistik, pertambangan hingga komoditas mengalami perlambatan. Pemilu disinyalir berdampak pada pelaku usaha yang menahan diri untuk ekspansi.”Saya sih masih mengharapkan semester kedua lebih baik dari semester pertama. Semoga market lebih bagus lah," paparnya.

Kemudian bagi sebagian pelaku industri otomotif, ajang pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 akan dimanfaatkan sebagai ladang peningkatan penjualan, tidak sebaliknya bagi Hino Motors Sales Indonesia. Disampaikan Santiko, GIIAS tetap penting sebagai ajang sosialisasi produk kepada masyarakat. Namun, Hino tidak menjadikannya sebagai momentum peningkatan penjualan yang diketahui menurun pada semester pertama tahun ini.”Kami tidak menjadikan GIIAS sebagai momentum peningkatan penjualan, tetapi kami optimistis penjualan pasti akan membaik di semester dua," tandasnya.

Ya, optimisme Hino penjualan semester kedua akan jauh lebih baik dari semester pertama bukan tanpa hitungan. Pasalnya, agen tunggal pemegang merek (ATPM) kendaraan truk dan bis Hino ini terus menunjukkan eksistensinya di pasar luar negeri dengan aktif melakukan ekspor truk dan bis di pasar Asia hingga Afrika. Tidak mau dikenal sebagai jago kandang, penetrasi pasar ekspor kendaraan Hino di pasar luar negeri mendapatkan sambutan hangat dan hal ini terbukti masih beesarnya permintaan kendaraan utuh Hino atau Completely Build Up (CBU) untuk kategori kendaraan komersial truk dan bis (light duty).

Resmi mengekspor kendaraan truk dan bus sejak tahun 2010 hingga saat ini, Hino Indonesia tercatat sebagai satu-satunya merek kendaraan komersial dalam negeri yang melakukan ekspor kendaraan CBU untuk kategori kendaraan komersial truk dan bis. Saat ini Hino Motors Sales Indonesia telah melakukan ekspor kendaraan (bus dan truk) utuh sebanyak 11,195 unit. Jumlah kendaraan yang di ekspor sebanyak 12 tipe Dutro dengan tingkat kandungan produk dalam negeri lebih dari 50%.

 

Lebih Bertenaga

Disebutkan, truk Hino300 Series atau light duty truck salah satu jenis truk yang di ekspansi ke Filipina dengan standar emisi Euro 4. Untuk beberapa negara mesinnya sudah menggunakan tipe N04C-VC yang jauh lebih bertenaga dibanding mesin WD series yang dipakai oleh Hino 300 (Dutro) lokal Indonesia. Mesin N04C-VC sendiri smerupakan mesin turbo diesel andalan Hino untuk mentenagai segmen light duty mereka di pasar International, dengan kapasitas mesin 4000 cc, mesin ini sudah menggunakan sistem injeksi common rail dan Varibel Turbo, sehingga mampu menghasilan tenaga maksimal hingga 136 PS / 2.500 Rpm, dan torsi maksimal hingga 390 nm, bahkan untuk pasar Australia tenaga N04-VC diset lebih besar hingga 150 ps dan torsi maksimal 420 nm.

Hiroo Kayanoki, Presiden Direktur HMSI menyampaikan rasa bangganya bahwa Hino Indonesia saat ini tercatat sebagai yang pertama dan satu-satunya merek kendaraan komersial dalam negeri yang melakukan ekspor kendaraan utuh,”Berkat pencapaian positif ini, kami akan terus meningkatkan investasi dan pengembangan kegiatan ekspor,”ungkapnya.

Menurutnya, penjualan truk di pasar ekspor tidak hanya berbicara bisnis semata tetapi juga dalam  rangka mendukung program pemerintah Indonesia untuk memperkuat perekonomian melalui kegiatan ekspor. Disampaikannya, Hino300 Series Export Model dengan menggunakan sistem kemudi kiri dengan transmisi M550 truk ini merupakan karya anak bangsa yang bisa unjuk gigi dalam pasar internasional.

Sebagai informasi, ekspor perdana Hino Indonesia dimulai dengan pengiriman truk Dutro ke Vietnam dengan sistem kemudi kiri dan standar emisi gas buang Euro 2. Ekspor berlanjut pada tahun 2012 ke Haiti (Amerika Tengah) dan Bolivia (Amerika Selatan). HMSI berharap ekspor Hino Indonesia makin meningkat pada tahun tahun berikutnya, dan terus berkembang dengan mengekspor truk ke lebih banyak negara seperti Filipina (2013), Papua Nugini (2013), Ghana (2017), Myanmar (2017), Laos (2017) dan Kamboja (2017). Di akhir tahun 2017, Hino Indonesia mulai melakukan ekspor kendaraan light duty truck dengan standar emisi Euro4 ke negara Vietnam dan Filipina.

Bahkan sejak Februari 2019, Hino Indonesia mengekspor kendaraan kategori sasis bis 4 roda berstandar Euro-4. Dimana bis ini akan menjadi bagian dari progam peremajaan Jeepney di Filipina. Jeepney merupakan ikon Filipina untuk transportasi massal dan sedang dilakukan moderenisasi. Sampai dengan Juni 2019, Hino Indonesia telah mengekspor sebanyak 80 unit dari total rencana 350 unit sampai dengan akhir tahun 2019. Dengan begitu Hino Indonesia kembali tercatat sebagai yang pertama dan satu-satunya merek dalam negeri yang melakukan ekspor untuk kendaraan komersial kategori sasis bus.

Sampai bulan Juli 2019 telah dilakukan ekspor Dutro ke Kamerun, Mali, Burkina Faso, Pantai Gading, Sierra Leon, dan Republik Demokrasi Kongo. Dengan demikian sejak tahun 2010 sampai Juli 2019, total negara tujuan ekspor Hino Indonesia adalah 15 negara. Selanjutnya akan dilakukan ekspor ke negara negara Afrika lainnya, yaitu Republik Kongo, Senegal, Guinea, Guinea Bissau, Chad, Togo, Afrika Tengah, Niger, Benin, Mauritania, Gambia, dan Liberia. (Ahmad Nabhani)

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…