Pada 2012 - BBM Tak Naik, Inflasi Diprediksi 6%


Jakarta-- laju inflasi pada 2012 dapat mencapai angka 6% apabila pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.  Namun demikian, jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM, diperkirakan inflasi akan mencapai 7%-8%. "Kemungkinan terbaik jika BBM tidak naik, laju inflasi akan berada di kisaran enam persen, namun jika BBM naik kondisi terburuk bisa mencapai 8% hingga 8,5%," Pengamat ekonomi Aviliani di Jakarta,1/4

Di sisi lain, Aviliani meyakini bila BBM tidak jadi naik karena kerasnya perlawanan masyarakat terhadap rencana kenaikan tersebut. "Seperti yang kita tahu terjadi demo besar-besaran di mana-mana, itu menjadi salah satu faktor BBM tidak jadi naik," tambahnya

Ketika dikaitkan dengan harga BBM bersubsidi yang tidak naik apakah nantinya akan membuat APBN jebol, menurutnya hal tersebut tidak berpengaruh.  "APBN tidak akan jebol meskipun BBM naik, terutama kalau pemerintah berusaha meningkatkan pendapatan dari segi minyak dan gas (migas)," imbuhnya

Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan penundaan kenaikan harga  BBM diharapkan bisa membuat ekonomi Indonesia bertahan. Apalagi harga minyak dunia turun. "Kita harapkan (ekonomi Indonesia bertahan), harga minyak kan sekarang sudah mulai turun, moga-moga saja bisa terus turun karena ini menyusahkan banyak negara. Indonesia perlu menyikapi," terangnya.

Oleh karena itu, kata Agus,  pemerintah juga mendorong adanya energi alternatif, karena dengan itu bisa membuat Indonesia bisa memiliki ketahanan energi yang lebih baik.

Dikatakannya, dengan APBNP, fiskal defisit Indonesia akan tetap sehat. Saat ini kondisinya, diakui Agus, memang lebih besar dari 1,53%, yakni posisi saat ini defisit sebesar 2,23%. Namun tidak seperti sebelum APBNP disetujui.  "Sebelum disetujui, defisit fiskal kita bisa sampai 3,6 persen dan itu tidak baik karena berpotensi melanggar Undang-Undang (UU). Dengan disetujui 2,23 persen, kami sangat nyaman, tapi tetap harus berhati-hati," jelasnya

Lebih jauh kata Agus,  Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai perekonomian yang kuat karena ekonomi domestik yang kuat.  Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang ekonominya kuat, antara lain karena ekonomi domestiknya kuar, pinjaman terhadap GDP-nya rendah, dan sekarang kita tetap bisa jaga fiskal kita dalam keadaan sehat," ungkapnya

Mantan Dirut Bank Mandiiri itu menambahkan  pemerintah akan terus menjaga dan menyelamatkan fiskal Indonesia untuk melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), dan ini akan dilakukan apabila sangat diperlukan.  "Tapi pembahasan di DPR (kenaikan harga BBM) membuat suatu keputusan yang tentu kita dapat terima, yang utama adalah kita memiliki kewenangan kalau harga minyak dunia meningkat dengan tajam," tuturnya.

 

Agus menjelaskan, pemerintah mengajukan untuk bisa melakukan APBNP, di dalamnya antara lain ingin pemerintah mempunyai kewenangan menyesuaikan harga BBM apabila diperlukan. Karena pihaknya melihat krisis dunia dan harga minyak dunia, sehingga pemerintah perlu memiliki itu.

"Tapi pada intinya, kita sambut baik sudah ada keputusan tentang APBNP 2012 dan kita melihatnya memberikan banyak respons, bukan hanya dari sisi anggaran, tapi juga kesiapan Indonesia dalam bantalan-bantalan untuk anggaran infrastruktur, kompensasi dan juga penghematan belanja kementerian/lembaga," paparnya.   

Sebelumnya, Harga minyak mentah dunia terus merangkak naik. Bahkan, secara kuartalan, si emas hitam ini mencatat angka kenaikan yang cukup siginifikan sebanyak USD15,5 per barel atau setara dengan Rp141.747 (Rp9.145 per USD). **cahyo

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…