Realisasi Lifting Migas Tidak Mencapai Target

NERACA

Jakarta – Realisasi lifting atau produksi siap jual minyak dan gas bumi (migas) pada semester I 2019 tidak mencapai target dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau hanya terserap 89 persen. "Lifting migas, kita dalam posisi decline (turun) sekitar tiga persen dan sesungguhnya kalau enggak lakukan apa-apa decline naturalnya sekitar 20 persen," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta, disalin dari Antara.

Dalam APBN, target lifting migas sebesar dua juta barel per hari, sementara, total lifting yang terealisasi hanya 1,8 juta barel per hari. Jumlah itu apabila dirinci yakni minyak 752.000 barel per hari dan gas 1,06 juta barel per hari.

Dwi mengatakan tak tercapainya realisasi itu karena masalah komersial, sehingga harus mengurangi produksi di Kalimantan Timur. Tak hanya itu, adanya pengeboran di sumur pengembangan yang tidak sesuai prognosa. "Kemudian, ada faktor bor sumur pengembangan tidak sesuai prognosa atau di bawah prognosa," kata dia.

Pada semester II 2019, pihaknya akan melakukan upaya untuk mengejar target realisasi APBN. Rencananya akan ada 10 proyek yang ditargetkan mulai produksi atau onstream. Selain itu dalam upaya meningkatkan produksi migas, SKK Migas akan menerapkan beberapa strategi jangka panjang. Pertama mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi melalui reaktivasi sumur yang tidak berproduksi.

Kemudian, menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas melalui monetisasi. Menerapkan strategi perolehan minyak tahap lanjut (EOR) dan eksplorasi yang intensif.

Sementara itu, untuk investasi migas pada semester I 2019 sebesar 5,21 miliar dollar AS. Capaian itu lebih tinggi dibanding tahun 2018 dalam periode yang sama sebesar 4,5 miliar dolar AS. “Ini naik 16 persen diharapkan terus berlanjut," kata dia.

SKK Migas mencatat nilai realisasi investasi minyak bumi dan gas pada semester I meningkat 16 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. Dwi Soetjipto menjelaskan pada semester I 2019 realisasi investasi migas mencapai sebesar 5,21 miliar dolar AS atau sekitar Rp72 triliun. Sementara pada periode yang sama tahun 2018 hanya sebesar 4,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp62 triliun. "Ini naik 16 persen dan semoga terus berlanjut," ujar Dwi.

Ia mengatakan proyeksi investasi hulu migas akan terus meningkat lantaran terdapat 42 proyek utama dengan nilai investasi hingga 43,3 miliar dolar atau Rp603 triliun hingga 2027. "Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi migas," ujar Dwi.

Namun ia mengakui bahwa realisasi lifting atau produksi siap jual migas pada semester I tidak mencapai target dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau hanya terserap 89 persen.

Dalam APBN target lifting migas sebesar dua juta barel per hari. Sementara, total lifting yang terealisasi hanya 1,8 juta barel per hari. Jumlah itu apabila dirinci yakni minyak 752.000 barel per hari dan gas 1,06 juta barel per hari. Pada semester II 2019, pihaknya akan melakukan upaya untuk mengejar target realisasi APBN. Rencananya, akan ada 10 proyek yang ditargetkan yang mulai produksi atau onstream.

SKK Migas menyatakan produksi Migas di sumur lapangan YY Blok Offshore North West Java (ONWJ) mundur akibat insiden munculnya gelembung gas. "Ada satu hal yang terjadi sumur pengembangan YY-1 di ONWJ, itu kemungkinan besar akan bergeser tahun depan," ujar Deputi Operasi SKK Migas ‎Fatar Yani Abdurrahman di Kantor SKK Migas.

Fatar mengatakan mundurnya produksi Migas di ONWJ karena akan dilakukan pemulihan sumur serta pengeboran ulang. Sementara munculnya gelembung gas terjadi pada Jumat (12/7) di YYA-1 saat dilakukan pengeboran.

Saat ini Pertamina sebagai operator Hulu Energi ONWJ telah mengirim tim ahli untuk melakukan penyelidikan insiden tersebut. Menurutnya, yang menjadi prioritas adalah menurunkan perangkat penangkap tumpahan minyak agar tidak menyebar. "Yang prioritas utamanya ketika minyak sudah mulai ke luar itu kita respon supaya minyak tak ke mana-mana," kata dia.

Awalnya, SKK Migas menargetkan Lapangan YY bisa mulai berproduksi pada September 2019. Lapangan YY Blok ONWJ merupakan salah satu andalan untuk meningkatkan produksi migas. Lapangan YY diproyeksi bisa memproduksi minyak sebesar 4.000 barel per hari dan gas sebanyak 25 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Seluruh hasilnya bakal dipakai untuk kebutuhan domestik dan industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…