Transcoal Raih Kontrak Baru Rp 76 Miliar

NERACA

Jakarta – Emiten pelayaran, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) meraih kontrak baru pada semester kedua tahun ini dari produsen minyak sawit mentah asal Jakarta. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan, kontrak baru tersebut memiliki total priode sepanjang tiga tahun di mulai Agustus 2019.

Meskipun tidak menyebutkan nama perusahaan yang minyak sawit yang dimaksud, namun perseroan menyebutkan lewat kontrak baru tersebut berpotensi mengantungi dana sebesar Rp 76 miliar. Nantinya perseroan diwajibkan menggunakan kapal tunda dan kapal tongkang untuk memuat CPO dan palm kernel dari beberapa tempat seperti Labuhan Muat Bunati, Labuhan Muat Kelampai, Labuhan Muat Pangkalan Banteng, Labuhan Muat Pamukan dan Sungai Durian serta Labuhan Muat Tayan.

Direktur Utama Transcoal Pacific, Dirc Richard Talumewo mengatakan, semuanya akan diantar ke Labuhan Bongkar Pulau Laut. Saat ini, TCPI sendiri memiliki 51 tug boat dan 45 barge. Catatan Kontan.co.id menunjukkan, pada bulan Juni lalu, TCPI baru saja membeli dua buah kapal dari Renjani Maritim senilai Rp 21,5 miliar.

Dengan utilisasi kapal yang disebut mencapai 100% serta adanya kenaikan volume pengangkutan, maka Transcoal Pacific mengharapkan pendapatan pada akhir tahun ini bisa mencapai Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun. Asal tahu, jumlah itu setara dengan pertumbuhan sebesar 49,96% yoy. Pencapaian itu cukup signifikan mengingat per akhir tahun lalu, emiten ini membukukan pendapatan sebesar Rp 2,32 triliun.

Belum lama ini, perseroan dalam pengembangan bisnisnya membentuk usaha patungan atau joint venture dengan mitra dari luar negeri. Perseroan menyebutkan, pembentukan JV sudah dalam tahap final dan proses pembentukan akan selesai dalam waktu dekat.”Mudah-mudahan kuartal III/2019 sudah bisa signing,”kata Richard.

Richard menjelaskan bahwa dalam usaha patungan itu perseroan akan mengempit kepemilikan mayoritas. Disebutkan, porsi pereroan diperkirakan sebesar 55% dan dalam JV itu, TCPI bertindak sebagai penyedia jasa pengangkutan. Perseroan akan bertanggung jawab untuk logistik komoditas batu bara dan nikel. Kendati demikian, dirinya belum membeberkan secara detail berapa investasi yang akan dikeluarkan untuk usaha patungan tersebut. Namun, pihaknya menyebut memerlukan penambahan aset sebagai pendukung bisnis di dalam JV. “Kebutuhannya minimal tambahan dua mother vessel,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…