Rencanakan Rights Issue - Phapros Bakal Lepas 862,74 Juta Saham

NERACA

Jakarta – Semester kedua tahun 2019, PT Phapros Tbk (PEHA) menyampaikan rencana menggelar penerbitan saham baru atawa rights issue dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, saham yang akan dilepas lewat aksi korporasi tersebut sebanyak-banyaknya 862,74 juta saham. Adapun nilai nominalnya sebesar Rp 100 per saham.

Maka untuk memuluskan rencana tersebut, perseroan bakal menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) terlebih dahulu untuk meminta persetujuan pemegang saham. RUPSLB recananya akan digelar pada 26 Agustus mendatang. Setelah ini, PEHA memiliki tenggat waktu selama satu tahun untuk mengeksekusi rights issue. PEHA telah memiliki rencana penggunaan dana rights issue tersebut. Ada yang untuk pengembangan bisnis baik secara organik maupun organik. Sementara, sebagiannya akan digunakan untuk modal kerja dan refinancing.

Saham PEHA akhir pekan kemarin ditutup melemah 40 poin ke level Rp 1.710 per saham. Andai rights issue menggunakan harga tersebut, maka PEHA bakal meraup duit segar sekitar Rp 1,47 triliun. Sebelumnya perseroan pernah mengungkapkan, pada aksi korporasi tersebut telah mengantungi pembeli siaga. Perseroan juga menggandeng beberapa sekuritas BUMN terkait rencana tersebut. Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 30%.

Perseroan menyakini target tersebut bakal tercapai berkat strategi pemasaran yang lebih masif, peningkatan efisiensi, dan inovasi dalam pengembangan produk. Penopang utama kinerja PEHA di tahun ini masih berasal dari segmen produk obat generik. Ini mengingat emiten tersebut memiliki 190 produk obat generik dengan kontribusi terhadap pendapatan lebih dari 50%. Segmen tersebut dinilai masih dapat berkembang. Maka dari itu, PEHA tetap rajin meluncurkan produk-produk obat baru dan rencananya sepanjang tahun ini akan menambah 12 produk obat baru.

Selain itu, perseroan juga telah menyiapkan dana investasi sebesar Rp 20 miliar untuk pengembangan bisnis kosmetik. Sekretaris Perusahaan Phapros, Zahmilia Akbar pernah bilang, melalui bisnis baru tersebut, perseroan akan memproduksi kosmetik berupa krim anti aging berbahan dasar stem cell. Disampaikannya, produksi kosmetik akan dilakukan di fasilitas produksi terstandarisasi GMP (good manufacturing practices) dan bekerja sama dengan Universitas Airlangga.

Perseroan menyebutkan, dana investasi guna mendukung lini bisnis baru tersebut bersumber dari kas internal. Nantinya, keseluruhan alokasi investasi digunakan untuk pembangunan fasilitas produksi hingga akhirnya siap komersialisasi. Fasilitas produksi kosmetik akan dilakukan di Surabaya dengan menggandeng mitra kerja sama. Saat ini fasilitas produksi telah masuk tahap konstruksi, kendati tidak disebutkan kapasitas produksinya. PEHA berharap produk kosmetik baru milik perseroan dapat dirilis pada akhir tahun ini.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…