NERACA
Jakarta – Keberadaan transportasi massal mass rapid transportation (MRT) menjadi sentimen positif untuk mendongkrak penjualan properti milik PT Intiland Development Tbk (DILD). Pasalnya, beberapa proyek milik emiten properti ini persis terintegrasi dengan moda transportasi tersebut. “Dengan adanya MRT kita bikin program ke konsumen tentang produk kita. Intiland ada 7-8 proyek yang ada di MRT. Kita akan gencarkan lagi di paruh kedua ini.Kita banyak sekali proyek di koridor MRT,” kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD, Archied Noto Pradono di Jakarta, Senin (15/7).
Menurutnya beberapa proyek properti yang berdekatan dengan MRT akan menjadi nilai tambah bagi perseroan. Oleh karena itu, lanjutnya, perseroan akan kembali menggencarkan program #LivingConnected yang telah digaungkan perusahaan beberapa waktu lalu. Hal tersebut dilakukan perseroan guna mencapai target penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Apalagi pada paruh pertama tahun 2019, industri properti cukup terganggu dengan adanya agenda politik pemilihan umum dan pemilihan presiden karena investor atau pembeli lebih memilik sikap wait and see. Disampaikannya, perseroan pun berencana untuk meluncurkan dua proyek yang lokasinya berdekatan dengan jalur MRT.
Archied mengungkap, bila perseroan akan meluncurkan South Quarter Residence tahap II yang diperkirakan dapat memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp700 miliar. “Proyek di MRT, semua sudah beroperasi tinggal di Kebon Melati. Tinggal SQ nanti mau mulai konstruksi. Yang kita harapin SQ residential tahap II kita launching di semester II ini. Kita harapin bisa dapat Rp600-700 miliar. Ini apartemen menengah ke atas. Ada sekitar 600 unit untuk dua tower. Launching kita bertahap satu tower dulu,” ucapnya.
Sebagai informasi, 8 proyek Intiland yang terintegrasi dengan MRT yakni, 57 Promenade di kawasan Hotel Indonesia, Intiland Tower di Sudirman, 1 Park Avenue yang dekat dengan Blok M, South Quarter dan South Quarter Res di Fatmawati, serta South Grove, Serenia Hills, dan Poins yang dekat dengan stasiun Lebak Bulus.
Perseroan sendiri menyakini tahun ini akan membukukan pra penjualan sebesar Rp2,53 triliun. Hal itu ditopang oleh maraknya sentiment positif bagi pelaku properti seperti relaksasi perpajakan dan rampungnya gelaran pemilihan Presiden periode 2019 - 2024. “Target pra penjualan masih di angka Rp2,53 triliun. Walau pada semester 2019 masih kurang mengembirakan,”kata Archied.
Disampaikannya, angka pra penjualan hingga akhir kuartal II 2019 masih belum seuai harapan. Tapi, dirinya meyakini angka pra penjualan akan meningkat signifikan pada kuartal III dan IV. Dirinya beralasan, pemerintah mendukung industri properti dengan penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 menjadi 5% dan PPnBM rumah mewah menjadi 1%.“Dengan dua insentif itu, ditambah dengan telah selesainya Pilpres, kami yakin target pra penjualan yang telah disampiakan akan tercapai pada kuartal III dan IV,” kata dia.
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…
NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…
NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…