Dinilai Koperatif, GIAA Belum Perlu Disuspensi

NERACA

Jakarta – Meskipun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menjatuhkan sanksi bagi manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), namun pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) belum melakukan suspensi saham perdagangan emiten maskapai penerbangan plat merah ini dengan berbagai alasan.

Kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setya, pihaknya memiliki aturan mengenai suspensi dan tindakan tersebut harus dilakukan secara selektif, berhati-hati, dan bertanggung jawab. Apalagi, pihak Garuda dinilai koperatif terhadap BEI,”Garuda sudah menyampaikan laporan keuangan dan sudah jelas dari pengumuman pekan lalu mengenai tindak lanjut yang harus dilakukan [sesuai dengan] yang diminta oleh OJK dan BEI,”ujarnya di Jakarta, Senin (1/7).

Dirinya menegaskan, Garuda Indonesia saat ini telah jelas yaitu untuk merevisi laporan keuangan tahunan 2018, melakukan paparan publik, dan membayar sejumlah denda. Adapun apabila GIAA terlambat dalam menyampaikan revisi laporan keuangan tahunan tersebut, Nyoman meyakinkan bahwa pihaknya bisa saja memberikan sanksi lebih lanjut hingga memberikan suspensi untuk perdagangan saham GIAA. “Untuk itu, kami tunggu—saat ini—revisi dan perbaikan yang harus dilakukan,”jelas Nyoman.

Sementaitu, mengenai kemungkinan tindak pidana dalam polemik laporan keuangan GIAA ini, Nyoman menyampaikan hanya dapat mengambil tindakan yang sesuai dengan kewenangan dan koridor bursa."Saat ini kami melihat ada hal yang tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, sesuai dengan kewenangan bursa kami sudah menyampaikan sesuai dengan koridor dan kewenangan kami," paparnya.

Pihak BEI, kata Nyoman, perusahaan tercatat yang dikenakan suspensi adalah emiten yang mendapatkan opini disclaimer laporan keuangan sebanyak dua kali, mendapatkan opini adverse (pendapat tidak wajar) sebanyak satu kali, dan memiliki gangguan dalam going concern perseroan. Di lantai perdagangan, saham GIAA ditutup menguat 5,46% pada sesi pertama perdagangan, Senin (1/7). 

Penguatan terjadi setelah manajemen memberikan keterangan resmi terkait dengan kisruh laporan keuangan perseroan. Berdasarkan data Bloomberg, saham GIAA itu dibuka stagnan di level Rp366 pada pembukaan perdagangan. Kendati demikian, pergerakan perseroan penerbangan milik negara itu lepas landas ke zona hijau pada sesi pertama. Laju saham GIAA sempat bergerak menyentuh level tertinggi Rp402 per saham pada sesi pertama. Level terendah berada di posisi Rp358.

 Pada penutupan sesi pertama, saham GIAA mendarat dengan penguatan 5,46% ke level Rp386. Posisi itu menguat 20 poin dari level Rp366 akhir perdagangan semester I/2019, Jumat (28/6/). Untuk periode berjalan 2019, pergerakan GIAA tercatat masih berada di teritori positif. Pasalnya, saham perseroan tercatat masih menghasilkan return positif 29,53%.

Asal tahu saja, GIAA harus membayar denda sebesar Rp 1,25 miliar kepada OJK dan BEI lantaran rekayasa laporan keuangan tahun 2018. Direktur Utama GIAA, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menuturkan, sesuai dengan permintaan regulator pihaknya harus membayar denda tersebut karena laporan keuangan 2018 yang dinilai tidak sesuai pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK).

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…