PT Arwana Citramulia Tbk - Pasarnya MasihTerkatrol Boomingnya Industri Properti

 

Neraca

Jakarta – Keyakinan ditahun ini pertumbuhan sektor infrastruktur bakal tumbuh pesat menjadi momentum bagi emiten konstruksi menggenjot kinerjanya dan termasuk PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) yang bakal ketiban untung dari industri properti yang tengah booming atau berkembang pesat.

Merespon peluang tersebut, produsen keramik ini meningkatkan kapasitas terpasang pabriknya di Gresik Jawa Timur dari total 40,87 meter persegi pertahun menjadi 41,37 juta meter persegi pertahun. Selain itu, perseroan juga sudah mengalokasikan belanja modal di 2012 senilai Rp 200 miliar diantaranya untuk ekspansi kapasitas pabrik keramik sebesar 8 juta meter persegi di luar jawa.

Direktur Utama Arwana Citramulia Tandean Rustandy pernah bilang, dengan peningkatan kapasitas produksi tersebut, maka pihaknya optimis akan bisa mencapai penjualan bersih lebih dari Rp 1,07 triliun sepanjang tahun ini.

Sumber penjualan tersebut diproyeksikan berasal dari pasar Pulau Jawa sebanyak 71%, Sumatera (11,84%), Kalimantan (5,23%), dan Sulawesi (7,9%). Sisanya, ditargetkan bersumber dari pasar di Ambon dan Jayapura. Hingga sekarang, Arwani Citramulia memiliki tiga pabrik yang berlokasi di Tangerang, Serang, dan Gresik.

Rencana pembangunan pabrik baru dengan kapasitas 8 juta meter persegi ini, diyakini Tandean akan merealisasikan target penjualan tahun 2012 sebesar Rp 1,07 triliun atau naik 15,48% dibandingkan dengan proyeksi tahun lalu Rp 930,65 miliar.

Pada tahun ini pula, perseroan mengincar pertumbuhan laba bersih sebesar 0,2% menjadi Rp 114,29 miliar dibandingkan dengan kinerja tahun lalu Rp95,13 miliar. Asal tahu saja, PT Arwana Citramulia Tbk (Arwana) adalah produsen keramik dinding dan lantai yang didirikan pada 22 Februari 1993.

Sejak mencatatkan sahamnya di pasar modal pada tahun 2001 lalu, saham perseroan mengalami pemecahan saham dengan ratio 1:2 dari Rp 100 per lembar saham menjadi Rp 50 per lembar saham. Aksi korporasi lainnya adalah melakukan penawaran saham terbatas (right issue) dengan menerbitkan  356 juta saham baru di tahun 2002.

Selain itu, kapasitas produksi juga bertambah dan ditahun 2010, kapasitas produksi sebesar 38 juta meter persergi pertahun. Perseroan memiliki tiga anak usaha diantaranya, PT Arwana Nuansakeramik di Banten, PT Sinar Karya Duta Abadi di Gresik Jawa Timur, PT Primagraha Keramindo di Puri Indah Jakarta.

Bangun Pabrik

Perseroan juga berencana melakukan ekspansi kapasitas dengan membangun pabrik di Sumatera dan Kalimantan tahun ini seiring proyeksi tumbuhnya permintaan keramik nasional. Investasi yang dibutuhkan mencapai US$ 25 juta per pabrik dengan kapasitas 10 juta meter persegi per tahun.

Adapun dana investasi ini 40% akan diambil dari kas internal dan 60% berasal dari pembiayaan perbankan. ARNA memiliki pabrik di Cikande, Banten, dengan kapasitas produksi 17 juta ton meter persegi,  juga pabrik di Tanggerang yang berkapasitas 5 juta meter persegi, dan pabrik di Gresik, Jawa Timur, yang berkapasitas 19,8 juta meter persegi.

Direktur Operasional Edy Suyanto mengatakan, sepanjang tahun lalu perseroan belum menaikkan harga jual. Pasalnya, masih mengandalkan efisiensi ke dalam sehingga tetap dapat membukukan laba kotor 2010 sebesar Rp 264,3 miliar atau meningkat 24% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 212,1 miliar. Peningkatan laba per saham sebesar Rp 33 pada tahun 2009 menjadi Rp 43 pada tahun 2010.

Dia menuturkan, pencapaian laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan didukung pula oleh efisiensi dalam penggunaan energi. Dalam lima tahun terakhir, efisiensi penggunaan energi terlihat berjalan optimal dari tahun ke tahun. Tahun 2005, dari produksi sebesar 15,74 juta meter persegi, biaya energi yang dikeluarkan sebesar 17,83%. Sampai dengan 2009, perseroan yang memproduksi keramik sebesar 30,04 juta meter persegi menghabiskan biaya energi sekitar Rp 163,62 miliar dan tahun lalu biaya energi yang dikeluarkan Rp 198,73 miliar atau sebesar 0,97%.

Efisiensi energi dilakukan dengan memanfaatkan sisa panas hasil produksi dengan menggunakan mesin yang dinamakan heat recovery. Saat ini mesin tersebut baru dipasang di pabrik plant 3 di Gresik, Jawa Timur. Namun rencananya tahun ini akan dipasang juga di plant 1 dan plant 2 di Cilegon, Banten. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…