Penjualan Dua Putra Utama Anjlok 60,38%

NERACA

Jakarta – Pencapaian kinerja keuangan PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM) di kuartal pertama 2019 belum sesuai ekspektasi pelaku pasar. Emiten bidang pengolahan ikan ini mencatatkan laba bersih Rp8,295 miliar atau turun 61,44% dibandingkan  periode yang sama tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp21,508 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (1/7).

Selain perolehan laba bersih yang turun, penjualan di kuartal pertama juga terkoreksi 60,38%  dari Rp 366,32 miliar tahun lalu menjadi Rp145,83 miliar. Tetapi, beban pendapatan perseroan turun 57,41% menjadi Rp132,55 miliar dibanding  akhir kuartal I 2018 yang tercatat sebesar Rp310,75 miliar. Disisi lain, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp1,415 triliun atau naik 0,64% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp1,406 triliun. 

Sedangkan kewajiban perseroan tercatat senilai Rp709,02 miliar atau mengalami peningkatan 1,28% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat senilai Rp700,7 miliar.  Sementara aset perseroan tercatat senilai Rp2,124 triliun atau turun 15,41% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat senilai Rp2,106 triliun.

Pada awal 2019, DPUM melaporkan telah terjadi kebakaran. Direktur Utama Dua Putra Utama Makmur Witiarso Utomo menjelaskan dalam keterbukaan informasi, KM Dua Putra Perkasa 05 dan KM Dua Putra Perkasa 06. Dampak dari peristiwa tersebut, 1 unit KM Dua Putra Utama Makmur, berupa kaskow atau belum jadi tanpa mesin mengalami kerusakan 70% dan 1 unit KM Dua Putra Utama Makmur belum jadi tanpa mesin terbakar 10%.

Asal tahu saja, seiring meningkatnya konsumsi produks perikanan dunia, memacu perseroan untuk memperlebar pasar ekspor. Apabila sebelumnya komposisi penjualan ekspor sebesar 25%, maka ditargetkan tumbuh menjadi 40%. Demi mengincar potensi pasar global, DPUM mengubah strategi produksinya. Sebelumnya DPUM fokus menjual produk-produk ikan segar untuk pasar domestik maupun global.

Saat ini, DPUM fokus mengembangkan produk bernilai tambah (value added) dan premium. Apalagi, pasar ekspor cukup ketat sehingga mengharuskan produsen mempertahankan kualitas sesuai dengan permintaan konsumen di negara tujuan. DPUM mengincar pasar Asia, khususnya Jepang untuk kategori produk ini. Meski begitu, perseroan menyakini potensi di pasar Amerika Serikat dan Eropa juga tak kalah besar.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…