Industri Ritel Tumbang

Konsumen kelas menengah ke bawah tentu merasa kaget ketika keputusan manajemen PT Hero Supermarket Tbk yang akan menutup 6 gerai Giant miliknya pada 28 Juli 2019. Apakah ini pertanda tumbangnya industri ritel nasional? Atau strategi restrukturisasi Hero menghadapi persaingan industri ritel yang semakin ketat belakangan ini?

Penutupan ke-6 gerai Giant tersebut diawali dengan diskon besar-besaran sebagai cara “cuci gudang” atas barang dagangan yang ada, tujuannya agar segera menjadi uang tunai. Masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah sekarang datang berbondong-bondong ke Gerai Giant yang akan ditutup di Cinere Mall, Mampang Jakarta Selatan, Pondok Timur Bekasi, Jatimakmur Bekasi, Mitra 10 Cibubur, dan Giant Ekstra Wisma Asri Bekasi.

Kita melihat kondisi ritel makanan di Indonesia saat mengalami peningkatan persaingan tajam beberapa tahun terakhir karena perubahan pola belanja konsumen. Giant sebenarnya brand yang kuat namun Hero harus terus beradaptasi untuk bersaing secara efektif dengan menerapkan program multi-year transformation untuk memberikan peningkatan jangka panjang.

Manajemen Hero kelihatannya akan memperkuat bisnis ritel melalui anak usaha lain yang dimilikinya yakni Guardian Health & Beauty dan IKEA. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian kebutuhan konsumen di Indonesia yang berubah cepat. Penyesuaian ini sebagai bentuk komitmen jangka panjang bisnis Hero di Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah dengan cepat.

Meski demikian, direksi Hero sudah melakukan komunikasi dengan karyawan toko. Memang tidak mudah, tapi langkah itu perlu dilakukan guna merespon perilaku konsumen yang berubah begitu cepat.

Hingga Mei 2019, Giant masih memiliki 125 toko yang tersebar di Indonesia. Artinya, dengan ditutupnya 6 gerai tersebut maka Giant hanya memiliki 119 toko di seluruh Indonesia. Padahal pada 2018 Hero juga sudah menutup 26 gerai Giant di tanah air, penutupan 6 gerai lagi menambah panjang catatan terpuruknya bisnis ritel di dalam negeri.

Ketika menutup 26 Giant, Hero terpaksa mem-PHK 532 karyawannya. Dengan tambahan penutupan 6 gerai lagi, maka Hero sedikitnya bisa menambah jumlah PHK sedikitnya 120 karyawan lagi. Ironis memang melihat kondisi seperti ini.

Adapun alasan penutupan 26 gerai Giant di waktu lalu, sebagai dampak penurunan total penjualan 1% menjadi Rp9,85 triliun. Penjualan penjualan itu dipicu oleh penjualan bisnis makanan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp9,96 triliun. Hal ini memicu kinerja keuangan perseroan melemah sejak kuartal III 2018.  Kondisi keuangan tersebut membuat perusahaan terpaksa mem-PHK karyawannya.

Meski demikian, bisnis non makanan tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup kuat. Atas hal tersebut, perusahaan meyakini bahwa keputusan akan langkah efisiensi tersebut adalah hal yang paling baik dalam menjaga laju bisnis yang berkelanjutan.

Bisnis ritel dalam beberapa tahun ini memang sedang dilandai badai yang kencang. Kabar tutupnya ritel yang menjual produk mulai dari makanan hingga fesyen bukanlah hal baru. Beberapa tahun ke belakang para pemain ritel di Indonesia memang satu per satu tumbang atau bangkrut.

Sebenarnya penutupan gerai toko ritel modern bukan hanya monopoli Hero atau Giant. Tahun 2017 peritel 7-Eleven juga menutup 187 gerainya di seluruh tanah air karena tergilas zaman. Begitu pula Matahari Group dalam dua tahun terakhir diketahui sudah menutup 80 gerainya di seluruh Indonesia. Pada 2016 dan 2017, jumlah gerai Hypermart, Foodmart, Smart Club dan Boston Health & Beauty masing-masing 259 unit dan 299 unit. Dengan begitu, setiap tahun emiten berlogo MPPA ini melakukan penutupan 40 gerai.

Selain masalah peningkatan biaya operasional sementara omzet penjualan menurun, beban PPh Badan saat ini 25% juga menjadi beban perusahaan yang pada akhirnya membuat sejumlah manajemen industri ritel, mau tidak mau menanggung rugi makanan dan menutup gerai serta mem-PHK karyawan. Ini tantangan buat pemerintah untuk cepat tanggap terhadap kondisi perusahaan saat ini.

BERITA TERKAIT

Cegah Dampak El Nino

Ancaman El Nino di negeri belakangan ini semakin kentara, apalagi data BPS mengungkapkan sektor pertanian saat ini hanya berkontribusi sekitar…

Permendag Tak Akomodatif

  Meski aturan pembatasan jenis dan jumlah barang kiriman pekerja migran Indonesia (PMI) sudah dicabut, penumpang pesawat dari luar negeri…

IKN Magnet Investasi

  Eksistensi UU Cipta Kerja dinilai cukup strategis dalam memajukan perekonomian Indonesia. UU Cipta Kerja akan menjadi salah satu regulasi…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Cegah Dampak El Nino

Ancaman El Nino di negeri belakangan ini semakin kentara, apalagi data BPS mengungkapkan sektor pertanian saat ini hanya berkontribusi sekitar…

Permendag Tak Akomodatif

  Meski aturan pembatasan jenis dan jumlah barang kiriman pekerja migran Indonesia (PMI) sudah dicabut, penumpang pesawat dari luar negeri…

IKN Magnet Investasi

  Eksistensi UU Cipta Kerja dinilai cukup strategis dalam memajukan perekonomian Indonesia. UU Cipta Kerja akan menjadi salah satu regulasi…