Danai Penambahan Mesin - BTEK Kantungi Restu Private Placement

NERACA

Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) berencana mencari pendanaan di pasar modal lewat private placement atau penerbitan saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Dimana aksi korporasi tersebut mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa (RUPST-LB) yang digelar di Jakarta, kemarin.

Sebagai informasi, perseroan pada Mei lalu mengumumkan akan menerbitkan sebanyak 4,63 miliar saham. Jumlah itu setara dengan 9,99% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan private placement ditaksir berada pada level Rp 95 per saham. Angka itu merupakan revisi dari rencana harga pelaksanaan di level Rp 110 per saham. Dengan harga ini, BTEK akan mengantongi dana Rp 439,85 miliar.

Keputusan ini juga sekaligus merevisi keputusan RUPST yang diselenggarakan pada Juni 2018 lalu. Pada waktu itu, RUPST juga menyetujui rencana BTEK untuk melakukan private placement dengan jumlah saham yang sama.“Namun belum bisa dilakukan karena ketentuan lock-up harga pelaksanaan tidak sesuai dengan peraturan BEI yang mengatur bahwa harga eksekusi PHEMTD minimal 90% dari rata-rata harga penutupan. Fluktuasi harga saham kami juga memengaruhi hal tersebut,” kata Direktur BTEK, Dhany Cahyadi.

Golden Harvest BVI akan mengambil bagian sekurang-kurangnya 1,04% dari private placement itu atau sekitar 480,5 juta saham. Sisanya akan diterbitkan kepada investor strategis yang memberikan penawaran terbaik bagi BTEK. Dana penerbitan saham melalui PMTHMETD kepada Golden Harvest akan digunakan untuk melunasi surat utang BTEK yang jatuh tempo kepada Octagon Wealth Panel Pte Ltd sebesar Rp 52,82 miliar.

Di luar Octagon, BTEK memiliki waktu dua tahun untuk menggaet investor strategis mengeksekusi saham yang tersisa. Selain membayar utang, BTEK akan menggunakan dana dari private placement untuk modal kerja perusahaan. Dhany mengatakan, masuknya Octagon melalui aksi korporasi ini tidak akan mengubah haluan bisnis BTEK. “Kami masih akan fokus pada produk kakao. Kami sudah merencanakan untuk meragamkan kembali produk-produk kami,” ujar Dhany.

Tahun ini, perseroan memproyeksikan pendapatan bisa tumbuh 10%-15% dari tahun lalu. Proyeksi ini tidak lepas dari penambahan kapasitas mesin produksi yang sudah dilakukan oleh perusahaan pada tahun lalu. BTEK belum lama ini baru saja menambah mesin produksi untuk pabrik mereka di Balaraja, Jawa Barat. Mesin baru itu memiliki kapasitas produksi 20.000 ton-30.000 ton. BTEK harus merogoh kocek hingga US$ 15 juta-US$ 20 juta untuk merealisasikan rencana tersebut.

Hingga kini, penambahan kapasitas itu masih terus berjalan. Duit yang sudah dirogoh oleh BTEK untuk penambahan kapasitas itu sekitar US$ 10 juta.  Menurut Dhany dana itu sepenuhnya bersumber dari internal perusahaan, termasuk dari dana yang diraih melalui aksi private placement BTEK.

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…