MYOH Realisasikan Produksi 40% dari Target

NERACA

Jakarta – Sampai  dengan Mei 2019, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) telah merealisasikan produksi batu bara atau coal getting sebanyak 4,8 juta ton atau 40% dari target tahun ini. “Sampai dengan Mei 2019 produksi naik 30% dari tahun lalu per Mei 2018 3,7 juta ton,” kata Investor Relations Manager Samindo Resources, Ahmad Zaki Natsir di Jakarta, kemarin.

Tahun ini, perseroan membidik produksi batu bara 10,7 juta ton. Sebaliknya, total volume pengupasan lapisan penutup batu bara atau overburden removal (OB) tercatat turun 5% secara tahunan pada Januari 2019—Mei 2019. Pasalnya, realisasi per akhir Mei 2019 sebanyak 20,2 juta bank cubic meter (bcm) atau turun dari 21,4 juta bcm periode yang sama tahun lalu.

Sebagai catatan, perseroan mengincar volume OB sebanyak 58,1 juta bcm pada 2019. Adapun, produksi batu bara ditargetkan sebesar 10,7 juta ton tahun ini.  Dsisampaikannya, sejumlah faktor menentukan kinerja perseroan seperti cuaca yang akomodatif dan harga batu bara yang memengaruhi kinerja perusahaan produsen batu bara. Pada tahun ini, MYOH mengincar pendapatan US$280 juta. Target itu naik 16,13% dari realisasi US$241,11 juta pada 2018. Dari sisi operasional, Ahmad mengatakan kondisi penambangan masih terbilang berat sampai dengan semester I/2019. Hal itu disebabkan curah hujan di Kalimantan Timur yang masih tinggi.

Sebagai gambaran, lanjut dia, maintenance hour berlangsung selama delapan jam per hari. Artinya, selama delapan jam perseroan tidak bisa beroperasi. Setelah hujan, masih harus dilakukan pembersihan lumpur untuk mengangkut batu bara. Oleh karena itu, beberapa peralatan dialokasikan untuk pemindahan lumpur.

Kendati demikian, MYOH telah melakukan antisipasi sejak awal tahun. Strategi itu yang ditempuh dengan menambah kapasitas. Sampai dengan akhir Mei 2019, perseroan telah merealisasikan pembelian 10 unit dump truck. Belanja modal yang dialokasikan untuk ekspansi tersebut senilai US$10 juta. Perseroan secara berkala terus berusaha meningkatkan kapabilitas dan profesionalitas segenap perusahaan.

Dari sisi biaya non operasional, MYOH juga melakukan beberapa efisiensi. Beban umum dan administrasi tercatat turun 8.9% ketimbang tahun 2017. Di tahun lalu, dari sisi profitabilitas, seluruh komponen mencatat kenaikan yang positif. Pendorong utama kenaikan profitabilitas MYOH didukung adanya efisiensi yang telah digalakkan sejak awal 2018. Manajemen mendorong seluruh aktivitas, terutama operasional dapat dilakukan secara efektif. Hal dimaksudnya agar biaya-biaya yang muncul akibat dari inefisiensi dapat ditekan.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…