Lulus Modal IPK Tinggi Itu Masa Lalu

 

 

 

Rektor Universitas Negeri Padang Prof Ganefri menyatakan, lulusan perguruan tinggi hanya bermodalkan capaian indek prestasi kumulatif (IPK) tinggi itu sudah masa lalu. Tuntutan di era kompetisi sekarang ini justru yang terpenting sekarang disamping IPK tinggi adalah kemampuan berkomunikasi, literasi teknologi informasi, kepemimpinan, dan "critical thinking".

“Maka UNP terus mendorong para lulusannya untuk dapat memanfaatkan dan melakukan inovasi dalam menghadapi revolusi industri 4.0,” kata Rektor Prof. Ganefri saat pidato wisuda ke-115 UNP yang diikuti 938 sarjana. "Kreativitas dan kontribusi generasi millenial dalam dunia pendidikan dan sosial budaya menjadi hal yang sangat krusial, sebab mereka adalah generasi yang akan mewarisi bangsa ini," ucapnya.

Dikatakannya, Pemerintah Indonesia telah menetapkan "Roadmap Making Indonesia 4.0" sebagai strategi dalam mencapai target menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030. Perkembangan Infrastruktur dan SDM dapat menjadi modal penting melaksanakan revolusi Industri 4.0. Revolusi industri 4.0 sebutnya tidak hanya mengubah industri, namun juga pekerjaan, cara berkomunikasi, berbelanja, bertransaksi hingga gaya hidup. Untuk itu semua pihak dan pelaku bisnis untuk dapat memberikan dukungan agar anak bangsa mampu berkembang dan mengikuti perkembangan dunia digital.

Lebih lanjut ia menyebutkan, berkembangnya era revolusi industri akan berpotensi menurunkan kualitas pendidikan dan sosial budaya di negeri ini. Oleh sebab itu kaum millenial sangat mempunyai peranan penting dalam revolusi 4.0. Dalam kesempatan tersebut, Ganefri juga menyampaikan, memasuki era revolusi industri 4.0 mahasiswa tidak cukup hanya bermodalkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tinggi, namun kecerdasan emosional menjadi hal yang tidak kalah penting untuk menyongsong zaman serba cepat dan digital ini. Era revolusi industri 4.0 akan mengancam 130 juta generasi milenial di Indonesia, dalam kondisi demikian mahasiswa dituntut untuk memiliki kompetensi yang urgensi.

IPK tinggi atau selempang cum laude yang didapatkan saat merayakan kelulusan, bukan jadi faktor utama yang penting di dunia kerja. Jadi, jangan terlalu mengandalkan IPK tinggi saat melamar pekerjaan. Bagi perusahaan, nilai tersebut hanya sebatas angka, tapi keahlian dan skill menjadi bukti apakah kamu pantas menyandang gelar cum laude tersebut atau tidak. Setelah lulus kuliah, sebaiknya manfaatkan waktu untuk mempertajam skill sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan. Jika kamu bercita-cita ingin menjadi ahli pajak, apa salahnya untuk mengikuti sekolah perpajakan. Sertifikasi ini sangat berguna saat melamar kerja nanti.

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…