NERACA
Jakarta – Perusahaan tambang emas, PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA) menargetkan tahun ini dapat memulai eksplorasi di tiga lokasi baru yang berpotensi memiliki cadangan mineral. Maka untuk menunjang proses eksplorasi tersebut, perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 160 juta (Rp 2,28 triliun, asumsi kurs Rp 14.300/US$).
Corporate Secretary Merdeka Cooper, Gold Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan, nilai capex ini lebih tinggi dari pada tahun lalu lantaran untuk mendukung proses eksplorasi yang diharapkan ijinnya bisa rampung pada awal semester kedua tahun ini.”Eksplorasinya di Banyuwangi, Wetar sekitar Kali Kuning dan Lerokis dan di Pani. Luasannya ada yang 3.000 hektar, 4.000 hektar dan 5.000 hektar. Sedang pengajuan ijin,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, untuk biaya eksplorasi di satu wilayah perusahaan menganggarkan dana senilai US$ 1 juta-US$ 2 juta. Nilai ini tak terlalu besar dibanding dengan biaya pascaeksplorasi nantinya. Sementara proses ini diperkirakan akan memakan waktu enam bulan lamanya. Selain untuk eksplorasi, perusahaan juga tengah dalam proses penyelesaian peningkatan produksi perpada lapisan oksida di Tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi.
Untuk projek ini perusahaan telah menganggarkan dana mencapai US$ 41 juta, di tahun ini sisa dana untuk projek ini senilai US$ 7 juta dan diharapkan dapat segera beroperasi. Capex ini oleh perusahaan akan dibiayai dengan dana kas internal perusahaan dan sebagian lagi menggunakan pinjaman dari sindikasi perbankan yang pada kuartal pertama tahun lalu diperoleh perusahaan senilai US$ 75 juta.
Hingga kuartal pertama, total dana capex yang telah diserap nilainya mencapai US$ 34 juta yang seluruhnya digunakan untuk pengembangan Tambang Tujuh Bukit dan tambang tembaga di Pulau Wetar. Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan produksi berkisar 180.000 Oz hingga 200.000 Oz emas.
Dimana produksi sampai kuartal I-2019 sejumlah 46.515 Oz emas, 63,977 Oz perak, dan 4.616 ton tembaga. Memasuki kuartal kedua tahun ini, MDKA ini fokus untuk mengoptimalkan operasional dan eksplorasi tambang Tujuh Bukit. Perseroan menargetkan produksi sebesar 180.000 oz hingga 200.000 Oz emas dengan biaya all-in sustaining cost (AISC) sebesar US$ 675 per Oz hingga US$ 750 per Oz.
Selain itu, perseroan tengah melakukan pengembangan tambang Tujuh Bukit, sampai akhir Maret silam MDKA menyelesaikan pekerjaan proyek pengembangan oksida secara substansial. Nantinya pekerjaan tersebut mampu meningkatkan kapasitas hingga 8 juta ton bijih per tahun dari sebelumnya 4 juta ton bijih per tahun.
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…
NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…
NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…