Siapkan Capex Rp 28 Miliar - Bali United Bidik Laba Operasi Rp 10 Miliar

NERACA

Jakarta – Menjadi klub sepakbola pertama di Asean yang sahamnya tercatat di pasar modal, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) atau Bali United mendapatkan respon positif dari pelaku pasar dan termasuk fans sepakbola. Alhasil, saham BOLA mencatatkan kelebihan permintaan kurang lebih 110 kali dari porsi penjatahan terpusat (pooling). Pasca IPO, Bali United menyiapkan belanja modal senilai Rp28 miliar hingga akhir 2019. 

Direktur Keuangan Bali Bintang Sejahtera, Yohanes Ade Bunian Moniaga menjelaskan bahwa dengan capex tersebut, perseroan menargetkan laba operasional senilai Rp10 miliar, naik tipis 8,22% dari posisi pada tahun lalu sebesar Rp9,24 miliar. Sementara itu, laba sebelum pajak ditargetkan naik 141,29% menjadi Rp19,4 miliar dari pencapaian pada tahun lalu seniai Rp8,04 miliar. “Dari total capex Rp28 miliar, untuk klub sepakbola itu Rp17,5 miliar dan sisanya untuk anak usaha,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Bali United meraup dana segar dari aksi penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp350 miiar. Nantinya, dana IPO tersebut akan dibagi secara merata untuk ekspansi bisnis induk maupun entitas anak. Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, sekitar 19,1% dari dana IPO akan digunakan perseroan sebagai belanja modal, yaitu untuk pengembangan fasilitas dan peralatan di stadion, pengembangan fasilitas latihan dan akademi, ekspansi outlet Bali United Store dan Playland, serta pengembangan pada teknologi informasi berupa pengembangan aplikasi dan program CRM (Customer Relationship Management) untuk fans.

Sementara itu, sekitar 20,4% dari dana IPO akan digunakan memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak dengan komposisi sekitar 42,6% untuk PT Kreasi Karya Bangsa, 32,8% untuk PT Bali Boga Sejahtera, dan 21,3% untuk PT IOG Indonesia Sejahtera. Adapun sisanya sekitar 60,5% akan digunakan untuk modal kerja perseroan, seperti merekrut pemain dan/atau pelatih profesional, penyelenggaraan even serta operasional klub, megastore, dan akademi sepakbola.

Chief Excecutive Officer Bali United, Yabes Tanuri mengatakan, saham BOLA tidak hanya banyak diminati investor pasar modal, tetapi juga penggemar dan pendukung Bali United. “Bahkan ada seorang anak perempuan berumur 12 tahun yang memecahkan celengan untuk membeli saham Bali United dengan menggunakan nama kakaknya,”ungkap.

Pada debut perdana di pasar modal, harga saham BOLA sempat melonjak 69,14% ke Rp 296 per saham dari harga IPO sebesar Rp 175 per saham. Dengan ini, Bali United menjadi perusahaan ke-14 sepanjang 2019 dan ke-631 yang yang mencatatkan diri di BEI.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…