Patok IPO Rp 102 Per Saham - Hotel Fitra Kantungi Dana Rp 22,44 Miliar

NERACA

Jakarta – Emiten perhotelan, PT Hotel Fitra International Tbk menetapkan harga initial public offering (IPO) pada Rp 102 per saham. Harga IPO ini berada di tengah kisaran awal antara Rp 100-Rp105 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan seperti dikutip dalam laman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di Jakarta, kemarin.

Hotel Fitra memulai masa penawaran umum pada hari ini hingga esok dengan tanggal penjatahan 31 Mei 2019. Pengelola Hotel Fitra Majalengka ini akan melepas 220 juta saham baru. Dengan jumlah saham tersebut, Hotel Fitra akan mengantongi dana IPO Rp 22,44 miliar. Calon emiten ini akan mencatatkan saham dan waran di Bursa Efek Indonesia pada 11 Juni 2019. 

Hotel Fitra akan menggunakan sekitar 50% dana hasil IPO untuk mengakuisisi tambahan land bank oleh anak usahanya, PT Bumi Majalengka Permai yang merupakan pengelola Hotel Fitra. Sekitar 30% dana IPO akan digunakan untuk pembangunan convention hall di Hotel Fitra, dan sisanya 20% untuk modal kerja. Tahun ini, Hotel Fitra menargetkan pendapatan Rp 17 miliar, meningkat lebih dari dua kali lipat daripada tahun lalu Rp 8,07 miliar. Tapi calon emiten ini memperkirakan kerugian bersih hingga Rp 472 juta dan baru akan mengantongi laba di tahun depan sekitar Rp 3,2 miliar.

Selain melepas saham baru, Hotel Fitra jua akan melepas 132 juta waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp 138. Total waran ini 34,73% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh saat pernyataan pendaftaran IPO. Setiap pemegang lima saham akan memperoleh tiga waran seri I. Masa pelaksanaan waran dimulai pada 11 Desember 2019 hingga 10 Juni 2022.

Sebagai informasi, sepanjang 2018 tingkat okupansi perseroan meningkat menjadi 53,85% dibandingkan pada 2017 yang masih sebesar 47,77%. Sementara untuk tahun ini, perseroan menargetkan tingkat okupansi bisa mencapai 62%. Direktur Keuangan Hotel Fitra international, Sukirno pernah bilang, pada 2018 total aset perseroan sebesar Rp47,07 miliar dengan kewajiban sebesar Rp23,43 miliar. Pendapatan perusahaan di 2018 meningkat menjadi Rp8,07 miliar dari 2017 yang senilai Rp2,48 miliar. Sukirno memperkirakan, pada tahun ini perseroan memproyeksikan nilai pendapatan sebesar Rp17 miliar dan sedangkan pada tahun 2020 akan meningkat di kisaran Rp24 miliar-Rp28 miliar.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…