Penetrasi Pasar Ekspor Ke India - Indonesian Tobacco Bidik IPO Rp 63,03 Miliar

NERACA

Jakarta – Danai peningkatan stock bahan baku untuk melakukan penetrasi pasar ekspor, PT Indonesian Tobacco Tbk siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menerbitkan saham perdana atau initial public offering (IPO). Perusahaan produsen tembakau ini akan menawarkan 274,06 juta atau setara 29,13% saham kepada publik dalam IPO dan menawarkan harga saham pada kisaran Rp 180 - Rp 230/sahamnya.

Dengan demikian target perolehan dana gelaran IPO tersebut Rp 49,33 miliar hingga Rp 63,03 miliar. Rencananya, perseroan akan menawarkan sahamnya kepada publik mulai Senin (27/5) hingga 31 Mei dalam periode penawaran awal.”Niatan awal go public, kami ingin menerapkan prinsip good corporate governance dan juga ingin membesarkan perusahaan,”kata Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Tbk, Djonny Saksono di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, rencana menjadi perusahaan publik sebetulnya sudah mengemuka sejak tahun 1990-an, namun baru terealisasi pada tahun ini setelah melalui proses yang cukup panjang. Nantinya, lanjut Djonny, dana seluruh hasil IPO akan dipakai perseroan untuk meningkatkan stok bahan baku yaitu pembelian daun tembakau dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat mengingat pasar yang terus tumbuh.

Apalagi, perseroan saat ini tengah membidik pasar ekspor untuk di India dan China. Pasalnya, saat ini porsi pasar ekspor masih relatif kecil dengan kontribusi sebesar 2-3% dari seluruh penjualan. Selebihnya masih didominasi pasar di dalam negeri. Sementara pasar ekspor eksisting perseroan saat ini adalah Singapura, Malaysia, dan Jepang. Untuk pasar ekspor di India, kata Djonny, perseroan sudah ada mitra strategis dan hanya belum bisa disebutkan karena ada non disclosure agreement. Disampaikannya, India memiliki potensi pasar yang cukup besar dengan jumlah penduduk yang mencapai 1,5 miliar jiwa.

Menurutnya, potensi ekspor ke depan bisa mencapai 50-100 ton tembakau linting per bulan. Dengan masuknya pasar India, kontribusi penjualan ekspor akan meningkat menjadi 30%.”Di sana order itu bisa 50 ton-100 ton per bulan saya sih enggak kaget dengan jumlah penduduk segitu itu sangat masuk akal, itu sudah 50 persen dari omzet pendapatan kita akan bisa menikmati itu kalau usaha ini jalan," kata Direktur Indonesian Tobacco, Helly Ardiani Adi Pertiwi.

Saat ini, secara keseluruhan, perseroan memiliki kapasitas produksi 2.500 ton tembakau dan pada tahun ini akan ditingkatkan menjadi 3.000 ton melalui optimalisasi dari pabrik eksisting dengan menambah shift pekerja, bukan dengan menambah pabrik baru. Sebagai informasi, saham perseroan rencananya akan dicatatkan di BEI pada 4 Juli mendatang. Dalam penawaran saham tersebut, PT Phillip Sekuritas Indonesia ditetapkan sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Sebelum penawaran umum, Djonny Saksono juga menjadi pemilik saham perseroan dengan porsi 90,1% dan sisanya milik PT Anugerah Investindo Nusantara 9,9%. Perseroan mencatatkan aset Rp 355,67 miliar per akhir 2018, terbagi menjadi kewajiban Rp 149,66 miliar dan modal Rp 206,01 miliar.

Pada periode yang sama, eksportir tembakau linting tersebut membukukan pendapatan Rp 134,51 miliar dan laba tahun berjalan Rp 8,24 miliar, sehingga memiliki margin laba 6,12%. Pendapatan perseroan tersebut berasal dari penjualan tembakau linting ke pasar domestik dan pasar ekspor, yaitu ke Singapura, Malaysia, dan Jepang. Beberapa contoh merk tembakau yang diproduksi perseroan adalah Butterfly, Kuda Terbang, DC 9, Djago Tarung, Mawar Anggrek, Kuda Terbang Merah, Kuda Terbang Biru, Roda Terbang, Deer, Roadhouse, Lampion Lilin, Anggur Kupu, Bunga Sakura, Pohon Sagu, Deer, Save, dan Black Bear.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…