Baru Capai 14% - Penggunaan Komputer di Sektor UKM Masih Sangat Rendah

NERACA

 

Jakarta - Lembaga riset Mars Indonesia mengungkapkan penggunaan komputer untuk mendukung operasi bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia masih sangat rendah atau baru mencapai 14%. Dari 14% UKM yang menggunakan sarana komputer tersebut, baru 3% di antaranya yang paham tentang "cloud computing" atau solusi pemanfaatan jaringan teknologi komputer dan pengembangan berbasis internet.

President Direktur Mars Indonesia, Asto Subroto, mengatakan, penggunaan komputer sebagai pendukung operasi sepertinya sudah menjadi keniscayaan bagi dunia bisnis, termasuk UKM. Semakin berkembang sebuah bisnis, meningkat pula jumlah transaksi, network dan komunikasi, dan semakin kompleks urusan yang harus dikelola.

“Berdasarkan penelitian Mars di 8 kota yang melibatkan lebih dari 1.700 responden pengusaha UKM, sebanyak 32% menggunakan komputer untuk mengelola stok (persediaan), 14% untuk mengelola basis data pelanggan, dan 20% untuk mengelola email server, dan lain-lain,” jelas Asto di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, dalam penelitian itu, usia para responden beragam, mulai dari para entreperneur muda hingga pengusaha kawakan dengan latar belakang pendidikan yang dimulai dari tidak tamat SD hingga berijazah S2. Bagi UKM yang selama ini sudah menggunakan komputer, ternyata memanfaatkan sarana ini untuk tidak hanya mendukung operasi bisnis, tetapi juga marketing. Oleh karena itu kehadiran komputer memudahkan pengelola untuk menyimpan dan memproses informasi, berkomunikasi dengan pihak lain, termasuk mempublikasikan bisnisnya agar lebih berkembang.

Lima Kali Lipat

Selain itu Asto menambahkan, riset tersebut juga menunjukkan bahwa potensi pengembangan cloud computing pada sektor UKM di tanah air masih bisa dikembangkan hingga lebih dari lima kali lipat dibanding saat ini.

Dengan demikian apa yang selama ini dilakukan oleh pelaku industri cloud computing baru menjangkau 3% pasar sedangkan 97% yang lain belum tergarap. Potensi ini optimistis dapat diraih karena adanya paling tidak tiga faktor pendukung, yakni, pertama pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan konsisten.

Kedua, meningkatnya kelas menengah di Indonesia seiring pendapatan per kapita yang terus bertumbuh, dan ketiga bertumbuhnya "computer literacy" sehubungan dengan meningkatnya pendidikan.

Setidaknya terdapat dua tingkatan komunikasi yang harus dilakukan industri komputer dan cloud computing Indonesia untuk menjangkau pasar yang besar dan sedang bertumbuh tersebut yakni, pertama komunikasi dan sosialisasi tentang penggunaan komputer dalam bisnis, dan kedua komunikasi tentang cloud computing sendiri.

Program Google

Pada kesempatan sebelumnya, Managing Director Google Southeast Asia Julian Persaud memaparkan Google Southeast Asia meluncurkan program Bisnis Lokal Go Online sebagai wadah bagi UKM untuk menggunakan media online sebagai bagian dari bisnis. Dia mengatakan pertumbuhan UKM di Indonesia sangat berpotensi, dan Bisnis Lokal Go Online diharapkannya akan memberikan manfaat ekonomi secara nyata bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Statistik menunjukkan 17 juta UKM di Indonesia dan hanya 75 ribu yang telah memliki website, sebagian besar UKM tersebut belum online dikarenakan mereka umumnya menganggap hal itu masih mahal, rumit, atau hanya karena alasan tidak ada waktu melakukannya," ungkap Julian.

Lebih lanjut, dia mengatakan tujuan utama Bisnis Go Online ini adalah untuk membuat website dan mendorong mereka aktif secara online dalam waktu satu tahun ke depan. Adapun 100 ribu UKM pertama yang mendaftar dapat memiliki website, domain, dan hosting gratis selama satu tahun. Pada tahun berikutnya UKM tersebut akan mendapatkan potongan harga dan mereka hanya dikenakan biaya US$12 per tahunnya. "Melalui Bisnis Lokal Go Online, UKM di Indonesia yang belum online sama sekali dalam kurang dari satu hari kerja sampai website mereka beroperasi, tanpa ada ikatan apapun," tambahnya.

Dalam kerja sama ini, Google bekerja sama dengan Kementerian Koordinasi Perekonomian, Kadin, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Bakrie Connectivity, Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika, dan Ilmu Komputer (APTIKOM), Melsa serta Multuply.com.

Untuk membuat sebuah situs, UKM cukup mengunjungi situs resmi Bisnis Lokal Go Online, yaitu www.bisnislokalgoonline.co.id dan memasukkan informasi usaha mereka seperti nomor izin usaha, nomor telepon kantor, dan informasi lainnya seperti alamat dan jam kerja. "Salah satu pemilik UKM yang telah berhasil menggunakan internet untuk mempromosikan produknya adalah Natural House Homedeco milik Andre Surywan dengan menjual kerajinan miliknya secara online, situs yang dimilikinya beroperasi 24 jan dan siap menerima pesanan dari pembeli setiap saat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

Kemenperin Selesaikan Penyusunan Regulasi Pendukung Permendag Impor

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyelesaikan penyusunan regulasi pendukung bagi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 jo.…

BERITA LAINNYA DI Industri

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

Kemenperin Selesaikan Penyusunan Regulasi Pendukung Permendag Impor

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyelesaikan penyusunan regulasi pendukung bagi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 jo.…