Agar ASI Tetap Lancar saat Bulan Ramadan

Memasuki bulan Ramadan, umat Islam harus beradaptasi dengan penyesuaian waktu makan. Utamanya, bagi ibu menyusui yang membutuhkan asupan demi air susu ibu (ASI) buat si buah hati.

"Kalau [bayi] masih bergantung dengan ASI, terutama saat masih memberikan ASI eksklusif, ibu harus berhati-hati," ujar ahli gizi Rumah Sakit Pondok Indah, dr Juwalita Surapsari di Senayan City, Jakarta, dikutip dari CNN Indonesia.com.

Beberapa penelitian pernah membahas dampak puasa terhadap ibu menyusui. Pada 2006, riset menyebut bahwa puasa Ramadan tidak berpengaruh pada komposisi makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) ASI serta pertumbuhan bayi. Namun, kandungan zync, magnesium, dan kalium dilaporkan menurun. Temuan serupa pun dilaporkan dalam riset berbeda pada 2016.

Melihat hal tersebut, ibu menyusui tetap harus memperhatikan kecukupan gizi selama berpuasa. Lita mengingatkan, asupan cairan ibu menyusui lebih banyak daripada ibu hamil. Pada ibu hamil, asupan cairan normal (sekitar 2 liter) ditambah 300 mililiter. Sedangkan ibu menyusui asupan cairan normal ditambah sebanyak 650-800 mililiter.

Seperti ibu hamil, kalori pun perlu ditambah. Pada enam bulan pertama menyusui, penambahan sebanyak 330 kalori diperlukan. Sementara pada enam bulan berikutnya, diperlukan adanya penambahan 400 kalori. "Pilihan makanan untuk menambah kalori ada banyak, atau kalau berpuasa bisa dicek dulu makanan yang dikonsumsi jumlah kalorinya berapa," kata Lita.

Selama berpuasa, sebaiknya ibu menyusui waspada terhadap tanda-tanda bahaya. Tanda bahaya ini seperti jumlah ASI menurun, rasa haus berlebihan, jarang buang air kecil atau urine berwarna gelap, sakit kepala atau demam, mual, dan muntah.

Selain itu, ibu juga perlu waspada terhadap tanda yang muncul pada bayi. Produksi ASI kemungkinan turun ketika bayi yang disusui terus rewel serta buang air kecil berkurang. "Bayi biasanya akan tenang saat dia merasa kenyang. Kalau rewel, artinya dia lapar, ASI tidak cukup (kuantitas atau kualitasnya)," jelas Lita.

Jika menemukan tanda-tanda yang disebutkan di atas, ibu perlu mempertimbangkan untuk membatalkan puasa.

Di sisi lain, Stunting menjadi sorotan dalam Debat Pilpres 2019 antara Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Air susu ibu (ASI) disebut-sebut sebagai salah satu faktor penting pencegahannya. Sayang, tak semua ibu lancar memberikan ASI untuk si buah hati. Tengok saja curhatan Sandi tentang sang istri, Nur Asia Uno, yang hanya memberikan ASI selama enam bulan kepada anak bungsunya.

Terhambatnya ASI pada masa awal menyusui disebabkan oleh beberapa faktor risiko. "Faktor risiko itu meliputi usia, hormon, riwayat sakit, konsumsi obat, dan gizi ibu," ujar konselor laktasi, dr Ameetha Drupadi pada CNNIndonesia.com.

Dari faktor usia, misalnya, di mana masa hamil dan menyusui terbaik berada pada usia 20-35 tahun. Usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun, kata Ameetha, berisiko tinggi mengalami penghambatan ASI.

Selain itu, ketidakseimbangan hormon juga bisa mengakibatkan perubahan pada produksi ASI ketimbang ibu yang normal. Riwayat sakit seperti sindrom autoimun dan tumor payudara juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Beberapa jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi juga dapat mengurangi produksi ASI.

Ibu yang memiliki asupan gizi yang cukup juga akan membuat produksi ASI menjadi lebih baik. Terlepas dari faktor risiko itu, Ameetha menyebut, penyebab menurunnya produksi ASI terbanyak adalah kesalahan dalam menyusui bayi.

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…